SEMARANG, KOMPAS.com – Sekitar 2.500 warga di Kelurahan Genuksari, Semarang, terdampak banjir dalam sepekan terakhir.
Meskipun banjir melanda, banyak warga yang memilih untuk tetap bertahan di rumah ketimbang mengungsi.
Beberapa di antaranya bahkan telah meninggikan rumah mereka sebagai langkah antisipasi terhadap bencana tahunan ini.
Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa wilayah Genuksari terendam banjir hingga ketinggian 70 sentimeter.
Baca juga: Banjir Semarang Hanya Turun 3 Cm, Kerahkan 5 Pompa Anyar Berkapasitas 2.000 L Per Detik
SD Negeri Genuksari 02 tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran di ruang kelas, dan Kantor Kecamatan Genuk juga tidak menunjukkan aktivitas layanan publik.
Sejak pukul 07.00 WIB, terlihat anak-anak yang bersekolah di luar wilayah banjir diantar orang tua menggunakan sepeda untuk meninggalkan pemukiman.
Sementara itu, sejumlah warga yang hendak bekerja terlihat berpakaian rapi meskipun harus menyingsingkan celana karena banjir mencapai paha orang dewasa.
Salah satu warga, Ayu (52), yang juga pemilik jasa laundry, mengaku telah meninggikan rumahnya sebanyak empat kali untuk menghadapi frekuensi banjir yang semakin tinggi dan sering terjadi.
“Terakhir renovasi ninggiin rumah 2021 pas covid-19 itu habis sampai Rp 125 juta, habis banyak sama kaya bangun rumah sebenarnya, tapi gimana lagi 10 tahun terakhir dikit-dikit banjir. Hujan sejam pasti banjir. Ini malah udah seminggu lebih,” ungkap Ayu saat ditemui di teras rumahnya, Kamis (30/10/2025).
Meskipun rumahnya sudah ditinggikan, anak-anaknya masih harus menerjang banjir saat pergi bekerja dan bersekolah.
Ayu sering mendengar keluhan anak-anaknya yang berharap untuk pindah ke tempat yang lebih aman dari bencana banjir.
“Setiap tahun kaya gini pasti anak-anak capek. Kemarin cerita, angan-angan kalau nabung punya uang buat bangun rumah sendiri mau pindah dari sini,” tambahnya.
Kondisi warga Kelurahan Genuksari yang terdampak banjir Kota Semarang, Kamis (30/10/2025).Namun, dia tidak akan mengekang keinginan anak-anaknya untuk mencari tempat yang lebih aman.
Dia juga mengakui bahwa kondisi banjir yang kerap terjadi mempengaruhi usaha laundrinya.