Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barcelona Vs Airbnb, 10.000 Hunian Wisata Akan Dihapus pada 2028

Kompas.com - 01/11/2025, 21:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Barcelona tengah mengambil langkah berani yang akan mengubah wajah kotanya secara drastis.

Wali Kota Barcelona, Jaume Collboni baru saja mengumumkan bahwa pada tahun 2028, seluruh sewa jangka pendek untuk wisatawan, termasuk yang melalui Airbnb, akan dilarang total.

Kebijakan ini menandai berakhirnya era sewa wisata yang selama ini menjadi bagian besar dari daya tarik Barcelona sebagai destinasi dunia.

Mengembalikan rumah untuk warga lokal

Rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan. Pemerintah kota akan mencabut lebih dari 10.000 izin apartemen wisata. Setelah 2028, properti-properti itu tidak lagi boleh disewakan kepada turis dalam bentuk apa pun.

“Kami ingin mengembalikan rumah kepada penduduk. Barcelona tidak bisa terus kehilangan tempat tinggal akibat pariwisata, sementara anak muda dan keluarga tersingkir dari kota mereka sendiri,” ujar Collboni dilansir dari Euro Weekly.

Baca juga: Cerita Warga Barcelona Terusir dari Tempat Tinggal Imbas Pariwisata Massal

Pemerintah kota juga telah memberi tahu platform seperti Airbnb bahwa izin yang ada tidak akan diperpanjang setelah masa berlakunya habis.

Pemilik yang melanggar aturan setelah 2028 dapat dikenai denda besar, bahkan kehilangan hak sewa propertinya.

Milyaran euro dan ribuan pekerjaan dipertaruhkan

Kebijakan ini langsung memicu perdebatan sengit. Sewa wisata menyumbang sekitar 1,9 persen dari total PDB kota, serta mendukung lebih dari 40.000 lapangan kerja di sektor perhotelan, ritel, dan hiburan.

Para kritikus memperingatkan bahwa pelarangan total ini dapat menghantam ekonomi lokal. Restoran, toko kecil, dan tempat hiburan malam yang mengandalkan wisatawan mungkin akan terkena dampak besar.

“Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para pemilik apartemen,” ujar salah satu asosiasi bisnis lokal.

Ia melanjutkan, masih ada pekerja lain yang terdampak, seperti pelayan, petugas kebersihan, sopir taksi, dan pemilik toko tempat wisatawan berbelanja.

Apakah pariwisata benar-benar penyebab kenaikan harga sewa?

Meski begitu, tak semua ahli sepakat bahwa apartemen wisata adalah biang keladi krisis perumahan.

PwC justru mencatat bahwa antara 2014 dan 2023, harga sewa di Barcelona naik 72 persen, sementara jumlah apartemen wisata hanya bertambah 2,2 persen.

Baca juga: Apa Pemicu Demonstrasi Tolak Pariwisata Massal di Barcelona?

Beberapa wilayah seperti Eixample dan Sant Martí yang justru mengalami kenaikan harga sewa tertinggi, sebenarnya mencatat penurunan jumlah unit wisata.

Para analis menilai penyebab utamanya adalah minimnya pasokan rumah baru, meningkatnya permintaan, dan kurangnya proyek hunian terjangkau.

Langkah yang akan mengubah masa depan kota

Bagi sebagian warga, kebijakan ini terasa seperti kemenangan besar setelah bertahun-tahun menuntut pembatasan pariwisata yang dianggap berlebihan.

Namun bagi yang lain, langkah ini adalah eksperimen berisiko yang bisa mengubah identitas Barcelona sebagai kota kosmopolitan yang terbuka bagi dunia.

Baca juga: Protes Tolak Pariwisata Massal di Barcelona, Warga Tembaki Turis

Jika kebijakan ini berhasil dijalankan, Barcelona akan menjadi kota besar pertama di Eropa yang secara penuh melarang sewa jangka pendek untuk wisatawan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau