Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naskah Sempat Ditolak dan Gagal di Pasaran, JS Khairen Bagikan Tips Jitu Menulis

Kompas.com - 04/08/2025, 09:05 WIB
Elaine Keisha,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data UNESCO menunjukkan bahwa minat baca di Indonesia masih memprihatinkan. Hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang tergolong rajin membaca.

Tak hanya itu, hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 juga mengungkap bahwa skor literasi Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain.

Salah satu upaya untuk meningkatkan literasi adalah dengan memperkenalkan bacaan fiksi kepada masyarakat.

Dilansir dari KOMPAS.id, Senin (4/8/2025) membaca karya fiksi dapat merangsang daya pikir, empati, dan minat baca, terutama pada generasi muda.

Baca juga: Mengurai Akar Krisis Literasi dari Sekolah Menengah

Tak hanya soal hiburan, membaca dan menulis fiksi juga menyangkut masa depan. Penulis asal Inggris, Neil Gaiman, pernah menyatakan bahwa masa depan sangat bergantung pada perpustakaan, membaca, dan kemampuan berimajinasi.

Artinya, untuk membangun budaya literasi yang kuat, perlu dihadirkan tulisan yang menarik dan relevan, bukan bacaan yang kaku atau monoton.

Dalam semangat itu, siapa tahu kita bisa turut menciptakan karya yang tak hanya meningkatkan literasi publik, tapi juga mengasah literasi diri sendiri.

Dalam video YouTube unggahan Beginu berjudul “JS Khairen, Writer of The Year 2024 dan Protesnya Sebagai Penulis”, J.S. Khairen menceritakan perjalanannya dalam dunia penulis.

Baca juga: Profil Ika Natassa, Penulis di Balik Novel-novel Populer yang Diangkat Jadi Film

Khairen sendiri adalah seorang Penulis Terbaik Indonesia tahun 2024 yang dianugerahi oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Melalui kisahnya ini, Kompas.com telah merangkum beberapa tips yang bisa diandalkan kamu yang baru ingin memulai berkarya.

Tuangkan ide yang ada di pikiranmu

Siapa yang sangka justru menulis itu bukan tugas pikiran, melainkan jari-jari tangan. Khairen mengutip bahwa banyak orang ingin menjadi penulis, tetapi niat itu hanya sampai di pikiran mereka. Sesungguhnya, mereka tidak pernah benar-benar menulis sesuatu.

“Aku sudah ikut banyak sekali kelas menulis dari penulis-penulis Indonesia, dari penulis luar negeri, banyak jurus-jurus fancy, formula-formula hebat. Tapi yang benar-benar jadi kunci itu emang nulis,” ujar Khairen.

Menulis harus dimulai dari tindakan. Bukan sekadar memikirkan cerita di kepala, tapi betul-betul mengetik dan menyusun kata untuk menghasilkan sebuah cerita.

Baca juga: Tanpa Literasi, Generasi Emas Bisa Bikin Cemas

Ilustrasi literasi dan pendidikanThinkstocks/URFINGUSS Ilustrasi literasi dan pendidikan

Terus berlatih

Banyak yang mengatakan bahwa konsisten adalah kunci. Jika kita sering menulis, lama-lama bisa membentuk kebiasaan yang tertanam di tubuh. Hal ini serupa dengan memori otot yang semakin sering dilakukan, maka akan semakin berbekas di pikiran.

Oleh karena itu, kamu bisa rajin berlatih untuk meningkatkan keterampilan menulis. Ketika, tubuh terbiasa, cara menulis bisa menjadi semakin lihai.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau