KOMPAS.com - Lulusan jurusan ilmu komputer kini dinilai tidak lagi identik dengan prospek kerja yang menjanjikan. Sejumlah ahli bahkan menilai sains dasar berpotensi menjadi jurusan yang lebih relevan di masa depan.
Dilansir dari Forbes, Federal Reserve Bank of New York merilis laporan bertajuk Labor Market Outcomes of College Graduates by Major yang memuat daftar jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi. Hasilnya, computer engineering masuk peringkat ketiga dengan angka 7,5 persen.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tren beberapa tahun lalu, saat mahasiswa didorong untuk mempelajari ilmu komputer, termasuk coding dan programming. Tepatnya,di dunia kerja yang akan dikuasai oleh teknologi.
Kenyataannya saat kita sudah sampai pada tahun 2025, saat teknologi telah berkembang pesat, lulusan IT justru menghadapi tantangan serius dalam mencari pekerjaan.
Baca juga: 15 Jurusan Kuliah dengan TIngkat Pengangguran Terendah
“Kita telah memproduksi terlalu banyak gelar tanpa mengatasi betapa eksploitatif dan tertutupnya jalur perekrutan di industri teknologi,” ucap seorang HR dan konsultan bisnis, Bryan Driscoll, dikutip dari Futurism, Kamis (14/8/2025).
Ia juga menambahkan beberapa alasan mengapa lulusan IT atau komputer bisa sulit mendapatkan pekerjaan.
“Peran tingkat pemula semakin menghilang, magang tanpa bayaran masih marak, dan perusahaan memindahkan ke luar negeri atau mengotomatisasi pekerjaan yang justru menjadi tujuan para lulusan ini untuk dilatih,” tambahnya.
Di tengah krisis yang menimpa lulusan IT, sejumlah tokoh ternama mulai mengungkap pandangan bahwa jurusan berbasis natural sciences atau sains dasar kini lebih relevan.
Terlebih, banyak perusahaan telah menggantikan pekerjaan koding dengan kecerdasan buatan (AI).
CEO perusahaan semikonduktor terbesar dunia, Nvidia, Jensen Huang, mengaku akan memilih mempelajari fisika dibanding ilmu komputer jika memiliki kesempatan kembali ke usia 22 tahun.
Baca juga: Elon Musk dan CEO Nvidia Sarankan Siswa Belajar Fisika-Matematika, Ketimbang AI dan Coding
Pandangan tersebut diamini oleh CEO X (dulu Twitter), Elon Musk. Melalui unggahannya, Musk menyatakan setuju dengan Huang, sekaligus menekankan bahwa generasi muda juga perlu menguasai matematika selain fisika.
Sementara itu, Bill Gates memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda. Menurutnya, ada sejumlah pekerjaan yang tidak akan tergantikan oleh AI, termasuk profesi yang melibatkan keahlian koding.
Gates menilai, manusia tetap berperan penting dalam mengasah keterampilan AI melalui masukan dan arahan.
Di sisi lain, ia juga menyebut ahli biologi sebagai salah satu profesi yang akan bertahan di tengah gempuran AI. Pernyataannya memperkuat relevansi bidang natural sciences disaat ilmu komputer mulai diragukan.
Pandangan bahwa sains dasar akan tetap relevan salah satunya tercermin dari peran fisika dalam perkembangan kecerdasan buatan.
Baca juga: Minat Pelajar Belajar Sains Turun, Wamendikti Stella: Sains Itu Indah