JAKARTA, KOMPAS.com - Meski usianya terbilang muda dibandingkan deretan kuliner legendaris lain di Kampoeng Legenda 2025, Pondok Patin Bakar tak kalah populer bagi masyarakat Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kampoeng Legenda 2025 merupakan festival kuliner tahunan yang digelar di Mal Ciputra, Jakarta Barat. Tahun ini, Pondok Patin Bakar hadir untuk pertama kalinya.
"Kami belum pernah ikut acara kuliner di luar Kalimantan, meskipun outlet kami di sana sudah cukup besar," kata Manajer Pondok Patin Bakar Banjarmasin, Aldira Pradana, saat ditemui Kompas.com di Kampoeng Legenda 2025 Mal Ciputra, Jakarta Barat, Kamis (21/8/2025).
Rumah makan yang berdiri pada 2011 ini jarang dilewatkan wisatawan saat berkunjung ke Banjarmasin demi menikmati kelezatan olahan ikan patin.
Banyak rombongan wisatawan luar kota memilih menikmati olahan patin di Pondok Patin Bakar dan membungkusnya untuk oleh-oleh.
Uniknya, potongan patin bakar sudah dikemas dalam alumunium foil. Bungkus ini menjaga ikan tetap hangat selama bepergian ke luar Banjarmasin.
Meski begitu, Aldira tetap menyarankan untuk menghangatkan ikan ini usai disimpan beberapa jam agar lebih nikmat disantap.
"Bisa dihangatkan di teflon atau microwave selama satu sampai dua menit," ujar dia.
Stok 150 Kg patin
Sebelum menjadi tujuan utama menikmati patin bakar di Banjarmasin, Pondok Patin Bakar bermula di warung kecil.
Kini, Pondok Patin Bakar Banjarmasin dikelola oleh generasi kedua, yakni Wijaya Tjuatja, dan sudah memiliki total delapan gerai.
Dua gerai di antaranya merupakan rumah makan berkapasitas besar, serta enam gerai kecil yang tersebar di Banjarmasin.
Setiap hari, Pondok Patin Bakar menyetok sedikitnya 150 Kilogram (Kg) patin di gerai utama yang terletak di Jalan Pramuka Nomor 1, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan.
Ratusan kilogram ikan patin ini dipastikan datang dalam kondisi segar. Menurut Aldira, kondisi ikan menjadi kunci penting dalam pembuatan menu di rumah makannya.
Kunci mengolah patin terletak pada proses membersihkan ikan air tawar ini. Bila salah, daging patin akan tercium bau tanah.
"Selain penangkaran patin di Banjarmasin bagus, kami juga menggunakan patin sungai yang memang liar," kata Aldira.
Usai memastikan patin masih dalam kondisi hidup, ikan ini segera dibersihkan dengan air mengalir.
Setelah itu, patin akan dipotong menjadi beberapa bagian, lalu dioles bumbu rahasia dapur, lalu dibakar sekitar 30 menit.
"Patin sungai itu lebih besar daripada patin penangkaran. Rasa ikannya juga lebih manis, teksturnya lembut," jelas Aldira.
Tak heran bila olahan patin sungai dijual lebih mahal dibandingkan dengan patin penangkaran.
Harga sepotong patin sungai dijual Rp 50.000-an di Pondok Patin Bakar Banjarmasin, sementara harga satu potong patin penangkaran Rp 31.000.
Khusus di Kampoeng Legenda 2025, Pondok Patin Bakar Banjarmasin menjual patin bakar lengkap dengan nasi dan lalapan seharga Rp 70.000 hingga Rp 90.000.
Potongan patin bakarnya terbilang besar. Pasalnya, satu ekor ikan yang digunakan berbobot minimal lima kilogram.
Pondok Patin Bakar Banjarmasin mulai menyetok patin bakar pukul 07.00 Wita setiap hari. Setidaknya, 30 potong patin dibakar untuk stok awal saat restoran dibuka.
https://www.kompas.com/food/read/2025/08/22/193100175/pondok-patin-bakar-banjarmasin-legendaris-habiskan-150-kg-ikan-sehari