KOMPAS.com - Musim pancaroba atau peralihan musim hujan ke kemarau, seringkali terasa panas.
Hal itu tentunya harus diantisipasi, terutama bagi Anda yang beraktivitas di luar ruangan dan terpapar panas.
Panasnya udara bisa membuat tubuh mengalami berbagai gangguan, seperti hilangnya nafsu makan, sulit tidur, hingga sulit berkonsentrasi.
Baca juga: BMKG Sebut Alasan Pulau Jawa Semakin Panas, Surabaya Cetak Suhu Tertinggi Kedua di Indonesia
Selain mengikuti anjuran umum seperti memakai pakaian ringan dan menghindari sinar matahari langsung, pola makan dan minum yang tepat juga bisa membantu tubuh tetap nyaman.
Ahli gizi Kerry Torrens menjelaskan bagaimana makanan dan minuman dapat memengaruhi suhu tubuh dan membantu kita tetap segar di tengah cuaca panas.
Dalam kondisi normal, orang yang tinggal di iklim sedang biasanya kehilangan 1,5 hingga 3 liter cairan per hari melalui keringat, pernapasan, urin, dan feses.
Karena itu, disarankan untuk minum 6 hingga 8 gelas cairan per hari. Air putih adalah pilihan utama, tetapi minuman lain seperti susu, teh, kopi (dalam jumlah terbatas), serta minuman bebas gula juga dapat membantu.
View this post on Instagram
Jus buah dan smoothie juga dihitung, tapi sebaiknya dibatasi hingga 150ml per hari karena kandungan gula alaminya.
Kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan.
Jawabannya adalah benar. Saat cuaca panas dan lembap, tubuh berkeringat lebih banyak sehingga kehilangan cairan lebih cepat. Untuk itu, asupan cairan pun harus ditambah.
Baca juga: Kenapa Belakangan Pagi Hari Terasa Lebih Dingin tapi Siang Panas? Ini Kata BMKG
Jika Anda tetap berolahraga saat cuaca panas, pertimbangkan untuk mengonsumsi minuman olahraga yang dirancang khusus untuk mempercepat penyerapan cairan.
Meski jarang terjadi, terlalu banyak minum air dalam waktu singkat bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Hal ini dapat mengganggu tekanan darah dan fungsi tubuh lainnya. Kondisi ini dikenal sebagai hiponatremia, yaitu ketika kadar natrium dalam darah turun drastis.
Risiko ini lebih tinggi pada atlet olahraga ketahanan atau orang yang mengonsumsi obat diuretik dan antidepresan tertentu.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti gangguan ginjal atau jantung, konsultasikan dengan dokter tentang jumlah cairan yang tepat untuk Anda.