Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Real Food dan Apa Bedanya dengan Junk Food?

Kompas.com - 25/05/2025, 10:02 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Real food merupakan sebutan untuk makanan alami yang minim pengolahan atau proses masak.

Sederhananya, real food adalah makanan yang dibuat sehari-hari di rumah atau disebut masakan rumahan.

"Real food adalah makanan sehat yang kita buat, yang memiliki nutrisi baik, seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin," kata dokter spesialis anak, Claudy Bunga Saing saat ditemui Kompas.com usai talkshow inspiratif di IKEA Mal Taman Anggrek, Kamis (22/5/2025).

Real food dianggap lebih sehat dibandingkan dengan junk food alias fast food. Sebab makanan ini merujuk bahan makanan kaya nutrisi.

Baca juga: 7 Cara Makan Fast Food agar Tetap Sehat, Perhatikan Batas Konsumsinya

Bahan makanan real food umumnya berasal dari sayur, buah, maupun daging yang kaya akan nutrisi. Selain bahan, penggunaan bumbu dan teknik memasak juga penting diperhatikan dalam pembuatan real food.

Real food tidak menggunakan bumbu berlebihan. Proses memasaknya juga menekankan pada manfaat kesehatan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Artinya, cenderung menghindari penggunaan minyak goreng berlebihan seperti yang terjadi pada junk food.

Lalu, apa sebenarnya junk food?

Junk food yang juga dikenal dengan sebutan fast food merupakan makanan cepat saji.

ilustrasi fast food atau junk food. SHUTTERSTOCK/margouillat photo ilustrasi fast food atau junk food.

Terlepas dari kandungan nutrisi dan pengolahannya, hidangan ini menekankan para proses masak dalam waktu singkat.

"Junk food itu proses masaknya lebih cepat dan kandungan nutrisinya lebih sedikit karena ada bahan pengawet dalam junk food yang tidak baik untuk tubuh," kata Claudy.

Claudy menambahkan, junk food cenderung menggunakan proses memasak dengan suhu tinggi dan jumlah minyak berlebih (deep fried).

Baca juga: Korean Fast Food Pertama di Indonesia, Jual Jajangmyeon Rasa Lokal

ilustrasi aneka fast food atau makanan cepat saji. SHUTTERSTOCK/Africa Studio ilustrasi aneka fast food atau makanan cepat saji.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (25/5/2025), istilah fast food lebih dikenal karena proses penyajian makanan yang cepat, sementara junk food merujuk pada kandungan gizi fast food yang tidak seimbang.

"Itu hanya istilah saja sih ya karena fast food itu kan rata-rata kandungan gizinya itu tidak seimbang, artinya di satu sisi kan dia tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat gitu ya," kata Staf Pengajar Prodi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Lily Arsanti Lestari.

Bahkan, lanjut Lily, sangat mungkin junk food tidak mengandung serat, padahal tinggi natrium atau garam sehingga membuat komposisi gizinya tidak seimbang.

Baca juga: Mecca Fried Chicken Dibuka di Jakarta, Tawarkan Menu Fast Food Halal

Apakah boleh mengonsumsi junk food?

Namun demikian, junk food sah-sah saja dikonsumsi sesekali, dengan memerhatikan beberapa hal.

Lily menyarankan, sebaiknya pastikan keamanan dan kebersihan makanan yang akan dibeli di restoran junk food.

"Rata-rata kalau dari perusahaan besar pasti dia menerapkan food safety ya, kalau kita lihat juga displaynya sudah pakai showcase yang hangat gitu, itu salah satu untuk memastikan kemanannya," kata Lily.

Selanjutnya, perlu ada batasan mengonsumsi makanan cepat saji karena kandungan gizinya yang tidak seimbang

Baca juga: Resep Kentang Goreng ala Resto Fast Food, Makanan Favorit Donald Trump

Misalnya, cukup mengonsumsi junk food sebanyak satu kali atau dua kali seminggu, sembari diiringi dengan konsumsi buah dan sayur yang tinggi serat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau