Pada penerbangan historis itu, Raskova tidak bertugas sebagai pilot tapi sebagai ahli navigasi dalam kru yang terdiri dari dua perempuan lainnya.
Perjalanan itu cukup berbahaya, dan sang ahli navigasi terpaksa terjun dengan parasut sebelum pesawat melakukan pendaratan darurat.
Raskova menghabiskan sepuluh hari sendirian di hutan Siberia yang dingin tanpa makanan dan hanya sedikit air sambil mencari pesawat itu.
Petualangannya kemudian ia tuangkan ke dalam buku yang menceritakan soal pengalamannya bertahan hidup. Berkat buku itu, Raskova menjadi terkenal di Uni Soviet.
Berkat ketenaran Raskova, banyak perempuan muda Soviet meminta agar mereka bisa ikut berjuang demi negara—tidak hanya ditempatkan sebagai juru ketik atau perawat.
Akhirnya, Raskova datang ke pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin. Ia meminta izin kepada Stalin untuk membentuk pasukannya sendiri, yang hanya terdiri dari pilot perempuan.
Stalin setuju, dan Raskova menciptakan tiga resimen perempuan: Resimen Tempur Udara ke-568, Resimen Pengebom Udara ke-587, dan Resimen Pengebom Malam ke-588, yang kemudian dikenal sebagai “Penyihir Malam”.
Dengan demikian, Uni Soviet menjadi negara pertama yang resmi memperbolehkan perempuan untuk ikut bertempur.
“Saat itu ada banyak pilot perempuan, namun hampir tidak ada ahli navigasi atau mekanik andal."
"Sehingga mereka harus melatih para perempuan agar dapat menguasai keterampilan-keterampilan itu. Mereka harus belajar dari nol,” jelas Reina Pennington, seorang guru sejarah kepada program BBC bertajuk Russian and Military di Universitas Militer Norwich, Amerika Setikat.
Baca juga: Kisah Perang di Kursk, Pertempuran Tank Terbesar di Dunia
Para perempuan dalam pasukan itu juga harus terbiasa menerbangkan pesawat bermesin ganda, yakni Polikarpov Po-2.
Secara teknis, pesawat kuno yang dirancang pada 1928 itu biasa digunakan sebagai pesawat latihan dan penyemprot lahan pertanian.
Polikarpov Po-2 terbuat dari kayu lapis dan kanvas sehingga bodinya rentan dan ringan. Bagian kokpit terbuka, sehingga para pilot tidak memiliki perlindungan terhadap suhu dingin saat malam hari.
“Anda tidak bisa melakukan banyak hal dengan pesawat itu saat siang hari karena sangat rentan.
“Pesawat itu tidak memiliki pelindung ataupun senapan mesin, dan tidak bisa menghadapi pesawat tempur milik Jerman pula. Jadi pesawat-pesawat itu hanya bisa digunakan pada malam hari, tapi paling tidak ada fungsinya, meskipun hanya bisa mengangkut sedikit bom,” kata Pennington.