Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBI Selidiki Temuan Kokain di Gedung Putih Era Joe Biden

Kompas.com - 27/05/2025, 20:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Biro Investigasi Federal atau FBI mengumumkan akan meluncurkan penyelidikan baru terhadap penemuan kokain tahun 2023 di Gedung Putih selama masa jabatan Presiden Joe Biden.

FBI juga akan menyelidiki kembali kebocoran draf opini Mahkamah Agung AS tahun 2022 lalu yang membatalkan kasus Roe v Wade.

Rencana tersebut disampaikan Wakil Direktur FBI Dan Bongino dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Senin (26/5/2025).

Baca juga: Radja Nainggolan Ditangkap, Diduga Selundupkan Kokain ke Belgia

Bongino menuturkan, dia telah meminta briefing mingguan mengenai perkembangan kedua kasus tersebut.

Kedua insiden tersebut menjadi pembicaraan populer di kalangan kanan AS, sebagaimana dilansir Reuters.

Dua tahun lalu, ditemukan sekantong kecil kokain di sebuah bilik dekat pintu masuk ke West Wing. Temuan tersebut langsung disambut kecaman oleh Partai Republik, termasuk Donald Trump.

Trump mengatakan, tidak masuk akal bahwa obat-obatan itu bisa menjadi milik siapa pun selain Biden dan putranya, Hunter Biden.

Baca juga: Polisi Belgia Tangkap Radja Nainggolan, Diduga Selundupkan Kokain

Padahal, keluarga Biden sedang jauh dari Washington pada saat itu.

Seorang juru bicara Gedung Putih saat itu mengatakan, tuduhan dari Partai Republik dan Trump sangat tidak bertanggung jawab. 

Seorang juru bicara Biden menolak berkomentar pada hari Senin tentang penyelidikan baru tersebut.

Sementara itu, kebocoran draf opini Mahkamah Agung AS pada 2 Mei 2022 lalu dalam kasus Dobbs v Jackson Women's Health Organization, mengakhiri hak konstitusional untuk aborsi, dan memicu kecaman dari Trump.

Baca juga: Studi: Penggunaan Kokain Meningkat Hampir Dua Kali Lipat di Perancis

Trump bahkan menuntut agar jurnalis-jurnalis yang terlibat dipenjara hingga mereka mengungkapkan siapa dalang yang membocorkan draf itu.

Dua insiden tersebut sempat diinvestigasi oleh Pasukan Pengamanan Presiden atau Secret Service dan Mahkamah Agung.

Namun, hasil investigasi berakhir tanpa mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas kokain atau kebocoran draf opini.

Bongino juga mengumumkan lebih banyak sumber daya untuk penyelidikan FBI atas penempatan bom pipa di Komite Nasional Demokrat dan Komite Nasional Republik di Washington pada Januari 2021.

Bom-bom tersebut, yang kemudian dijinakkan, telah ditanam pada malam sebelum pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol AS untuk menghalangi Kongres mengesahkan Biden sebagai pemenang pemilihan presiden 2020.

Baca juga: Tes Toksikologi Temukan Kandungan Kokain dalam Tubuh Liam Payne

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau