Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Negara Ini, Orang Jawa Bicara Pakai Bahasa Jawa Campur Perancis

Kompas.com - 27/05/2025, 19:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Bahasa Jawa tidak hanya dituturkan oleh etnis Jawa di Indonesia saja. Beberapa negara yang memiliki penduduk beretnis Jawa juga menuturkan bahasa tersebut.

Salah satu negara yang memiliki etnis Jawa adalah Kaledonia Baru. Negara ini merupakan wilayah otonomi Perancis di yang terletak di tengah Samudra Pasifik, tepatnya di utara Selandia Baru dan sebelah timur laut Australia.

Berdasarkan sensus penduduk pada 2019, ada sekitar 271.407 orang bermukim di kepulauan tersebut. Mayoritas populasinya adalah keturunan Melanesia sebesar 41,21 persen.

Baca juga: Sejarah Bagaimana Orang Jawa Berkembang di Kaledonia Baru

Selain itu, 1,4 persen populasi atau sebanyak 3.789 orang adalah keturunan Indonesia, terutama etnis Jawa.

Kehadiran etnis Jawa di sana tak lepas dari masa penjajahan Belanda di Indonesia dan kolonialisme Perancis di Kaledonia Baru.

Orag-orang Jawa pertama kali dibawa ke Kaledonia Baru oleh Perancis pada 1986 dan dipekerjakan sebagai buruh perkebunan.

Seiring berjalannya waktu, ada etnis Jawa yang memutuskan kembali ke tanah air dan ada pula yang memilih menetap.

Etnis Jawa yang memilih menetap inilah yang sekarang beranak pinak di Kaledonia Baru dan menjadi warga negara di sana.

Baca juga: Kenapa di Kaledonia Baru Banyak Orang Jawa seperti Suriname?

Bahasa Jawa Kaledonia Baru

Purnatugas pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Subiyantoro mengatakan, sebagai bagian atau keturunan Jawa, mereka masih menuturkan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari.

Meski demikian, bahasa Jawa yang mereka tuturkan tidaklah sama dengan bahasa Jawa yang di Indonesia. Subiyantoro mengatakan, etnis Jawa di Kaledonia Baru menuturkan bahasa Jawa Kaledonia Baru (BJKB).

BJKB merupakan bahasa hibridasi atau pencampuran antara bahasa Jawa dengan bahasa Perancis.

Subiyantoro, yang meneliti BJKB pada 2013-2014, menuturkan, bahasa tersebut lahir karena beberapa faktor, salah satunya adalah adaptasi dengan bahasa yang dominan di daerah tersebut. 

"Adaptasinya antara lain, dia harus bisa bahasa setempat. Nah, bahasa dominan setempat adalah bahasa Perancis. Jadi mereka harus belajar bahasa Perancis, mau tidak mau," kata Subiyantoro saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/5/2025).

Baca juga: Bukan Hanya Suriname, Negara Ini Juga Punya Jejak Etnis Jawa

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, ada diksi-diksi baru yang tidak ditemukan oleh etnis Jawa. Sehingga dimasukkanlah beberapa diksi dalam bahasa Perancis ke dalam BJKB.

Selain itu, dalam BJKB hanya menggunakan bahasa Jawa ngoko sebagai basisnya. Penutur BJKB generasi baru tidak akan pahan apabila diajak berbicara dengan bahasa Jawa krama.

Halaman:

Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau