Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gempa Besar Rusia Tak Timbulkan Tsunami Dahsyat?

Kompas.com - 31/07/2025, 22:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

"Faktor-faktor ini, ditambah faktor kepadatan penduduk di pesisir pantai, mempengaruhi seberapa serius dampak yang ditimbulkan," tambahnya.

Baca juga: China Diterpa Badai Sekaligus Ancaman Tsunami akibat Gempa Rusia, Evakuasi 280 Ribu Warga

Laporan awal dari Lembaga Survei Geologi AS menyebutkan gempa berpusat pada kedalaman yang cukup sempit, sekitar 20,7 km di bawah permukaan bumi.

Hal ini dapat menyebabkan pergeseran dasar laut yang lebih besar dan gelombang tsunami yang lebih besar. Namun, sulit untuk mengetahui dengan pasti begitu cepat setelah kejadian.

"Salah satu kemungkinannya adalah bahwa permodelan tsunami (yang dibuat lembaga survei dan badan geofisika) mengambil perkiraan kedalaman gempa yang konservatif," kata Hicks kepada BBC News.

Jika permodelan dibuat dengan menggeser gempa bumi 20 kilometer lebih dalam, sambungnya, kedahsyatan gelombang tsunami bisa berkurang secara signifikan.

Baca juga: Indonesia Masuk, 51 Wilayah Ini Berpotensi Diterjang Tsunami Usai Gempa Rusia

Sistem peringatan dini yang lebih baik

Aspek penting lainnya adalah pengembangan sistem peringatan dini.

Karena banyaknya kejadian gempa bumi di wilayah Pasifik, banyak negara memiliki pusat tsunami. Lembaga-lembaga tersebut mengirimkan peringatan agar penduduk mengungsi.

Tidak ada sistem seperti itu ketika tsunami 2004 terjadi sehingga banyak orang tidak punya waktu yang cukup untuk mengungsi.

Lebih dari 230.000 orang meninggal dunia di 14 negara di Samudra Hindia, termasuk di Aceh, Indonesia.

Sistem peringatan dini sangat penting karena keterbatasan kemampuan para ilmuwan untuk memprediksi kapan gempa bumi akan terjadi.

Baca juga: Indonesia Siaga Tsunami, Imbau Warga di 5 Provinsi Ini Mengungsi

Lembaga Survei Geologi AS mencatat gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di wilayah yang sama 10 hari sebelumnya.

Mungkin itu gempa awal, tapi itu bukan alat prediksi gempa bumi di masa depan, jelas McNeill.

"Meskipun kita dapat menggunakan GPS untuk mengetahui seberapa cepat lempeng bergerak, pergerakan lempeng saat ini, dan kapan gempa bumi sebelumnya terjadi, kita hanya dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat prakiraan kemungkinan terjadinya gempa bumi," katanya.

Lembaga Survei Geofisika di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia akan terus memantau wilayah Kamchatka guna mengantisipasi gempa susulan yang mungkin akan terus berlanjut hingga satu bulan ke depan.

Artikel ini pernah tayang di BBC News Indonesia dengan judul: Mengapa gempa besar di Rusia tidak menimbulkan tsunami yang dahsyat?

Baca juga: 10 Tsunami Paling Mematikan di Dunia, Bencana Aceh 2004 Masih Jadi yang Terparah

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau