Asamat Bekkulow mencurigai bisnis ibu pengganti di Kazakstan sudah menjadi kasus perdagangan anak, mengingat nasib bayi yang tak jelas.
Dia menduga perempuan-perempuan ini menjadi korban jaringan kriminal internasional yang mungkin terlibat dalam penjualan bayi atau bahkan perdagangan organ.
Riset mereka menunjukkan jaringan ini terbentang dari China, Rusia, Kazakstan, dan Kirgistan hingga Georgia dan Asia Tenggara. Mereka telah melaporkan kasus ini ke kepolisian.
Wjatscheslaw Lokschin, Presiden Asosiasi Reproduksi Medis Kazakstan, tak menampik kemungkinan bahwa para perempuan itu menjadi korban sindikat global.
Namun, ia menekankan bahwa praktik penyewaan rahim resmi di negaranya dan dijalankan secara transparan.
"Ibu pengganti legal mendapat sekitar sepuluh juta tenge, semuanya dicatat dan disahkan notaris, tanpa perlu bepergian ke luar negeri."
Namun Lokschin mengingatkan, bisa jadi perantara justru meraup keuntungan lebih besar.
"Mereka menagih 15 hingga 20 juta tenge, tapi hanya memberi enam juta kepada para perempuan. Sisanya masuk kantong sendiri."
Ia menegaskan, menghapus praktik ini bukan solusi. "Jika dilarang, malah makin banyak perempuan akan dibawa ke luar negeri secara ilegal."
Baca juga: Tidak Ingin Merusak Tubuhnya, Model Ini Berencana Cari Ibu Pengganti
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bisnis Gelap Sewa Rahim Menjamur di Kazakstan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini