Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sewa Rahim di Kazakstan Diduga Terkait Jaringan Perdagangan Manusia

Kompas.com - 05/08/2025, 18:09 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Editor

Operasi hanya berlangsung 15 menit, lebih mirip pemeriksaan USG.

Setelah prosedur, mereka tinggal seminggu di pusat medis bersama perempuan lain dari Rusia, Uzbekistan, dan Kirgistan, lalu dipulangkan ke Kazakstan.

Natalya ditempatkan di rumah di pinggiran Almaty; Aliya di apartemen yang diduga disewa oleh pihak China. Pemeriksaan medis dilakukan rutin, tapi mereka tidak diizinkan keluar.

Di tempat Natalya, tinggal pula sekitar 20 ibu pengganti bersama anak-anak mereka. Aliya tinggal bersama tiga perempuan lain yang menjalani transfer embrio di Laos.

Kontrak abu-abu dan ancaman nyawa

Ketika Natalya hendak melahirkan, petugas medis justru tak siaga. Ia harus memanggil taksi sendiri ke rumah sakit bersalin kota.

"Anakku lahir dan didaftarkan atas namaku. Tiga hari kemudian, dua pengasuh yang mengaku dari pihak klien China menjemput bayi itu, katanya akan dibawa ke China. Sampai sekarang aku tidak tahu nasib anakku. Mereka menuntut aku menandatangani surat penyerahan hak asuh," kata Natalya.

Dia mengaku tidak pernah menandatangani kontrak. Dari seluruh perempuan yang dia kenal, hanya satu orang yang memiliki dokumen resmi.

Beberapa lainnya mendapat ancaman tidak akan dibayar dan harus menanggung biaya perjalanan dan prosedur medis.

Aliya juga mengalami tekanan. Di bulan keenam kehamilanya, dokter mencurigai janin mengidap Down Syndrome.

Baca juga: China Iming-iming Insentif Rp 8 Juta untuk Bayi Baru Lahir, Dorong Warga Punya Anak

"Calonya menyalahkanku. Katanya aku takkan mendapat bayaran bahkan kini berutang pada mereka," ujarnya.

Meski pemeriksaan lanjutan menyatakan janin sehat, ancaman tetap datang. Dia sempat disuruh menjalani aborsi ke Shymkent atau Bishkek.

Indikasi perdagangan anak

Albina dan Asamat Bekkulow, pasangan pengacara yang menangani kasus para perempuan ini, mengaku terkejut saat menelusuri dokumen yang mereka terima.

"Organisasi yang disebut-sebut ini ternyata hanya terdaftar sebagai distributor obat," kata Albina Bekkulowa kepada DW.

Asamat menambahkan, meski jasa ibu pengganti merupakan hal legal di Kazakstan, dokumen para perempuan itu melanggar aturan.

"Seharusnya tercantum pasangan biologis yang sah dan nama mereka tercatat di akta lahir. Di sini hanya ada nama perusahaan. Tak ada informasi soal pendaftaran kehamilan, tak ada jaminan layanan, dokumen ini tak berkekuatan hukum."

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau