Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-China Tak Cuma Perang Dagang, Ada 6 Sektor Persaingan Lainnya

Kompas.com - 12/08/2025, 16:54 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Namun, Trump yang skeptis terhadap isu perubahan iklim mengumumkan penarikan kembali negaranya dari Perjanjian Paris.

Sementara itu, China menargetkan puncak emisi CO? pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060.

4. Raksasa digital dan persaingan teknologi

AS menaungi lima raksasa teknologi dunia yang dikenal sebagai GAFAM, yaitu Google, Apple, Meta (pemilik Facebook), Amazon, dan Microsoft.

Di sisi lain, China memiliki BATX, singkatan dari Baidu (mesin pencari), Alibaba (e-commerce), Tencent (gim video dan media sosial), serta Xiaomi (produsen ponsel pintar).

Persaingan makin panas dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI). Sejak peluncuran ChatGPT pada 2022, AI generatif berkembang pesat di kedua negara.

Startup China, DeepSeek, yang berdiri pada 2023, mengguncang industri AI pada Januari lalu lewat chatbot R1 yang mampu menyaingi produk Barat dengan biaya jauh lebih rendah.

Kedua negara juga berseteru soal TikTok. Aplikasi video populer ini memiliki lebih dari 170 juta pengguna di AS.

Undang-undang yang disahkan pada 2024 mengharuskan TikTok memisahkan diri dari ByteDance, perusahaan induk asal China, atau terancam dilarang beroperasi di AS.

Larangan berlaku sejak Januari, tetapi Trump menundanya hingga 19 Juni untuk memberi waktu mencari pembeli. Pemerintah AS menyebut larangan ini dilandasi alasan keamanan nasional.

Baca juga: Perang Dagang AS dan China Mereda Usai Sepakati Tarif Baru, Siapa Pemenangnya?

5. Kekuatan militer

Tentara Pembebasan Rakyat China membawa bendera negara saat peringatan 75 tahun kemenangan Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, di Moskwa pada 24 Juni 2020.
AFP/PAVEL GOLOVKIN Tentara Pembebasan Rakyat China membawa bendera negara saat peringatan 75 tahun kemenangan Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, di Moskwa pada 24 Juni 2020.
"Negeri Paman Sam" menjadi negara dengan belanja pertahanan terbesar di dunia, mencapai 916 miliar dollar AS (Rp 15 kuadriliun) pada 2023.

Jumlah ini tiga kali lipat dari China yang mengeluarkan 296 miliar dollar AS (Rp 4,8 kuadriliun), menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

AS dan Rusia menguasai hampir 90 persen persenjataan nuklir dunia, masing-masing memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir pada awal 2024.

Jumlah itu termasuk yang sudah ditarik dan menunggu pembongkaran. China memiliki sekitar sepuluh kali lebih sedikit.

6. Perlombaan antariksa

China mengirim taikonaut pertamanya ke luar angkasa pada 2003 dan terus meningkatkan investasinya dalam program luar angkasa.

Pada 2019, wahana Chang’e-4 menjadi yang pertama mendarat di sisi terjauh Bulan. Dua tahun kemudian, mereka berhasil mendaratkan robot kecil di Mars.

"Negeri Tirai Bambu" ini menargetkan misi berawak ke Bulan pada 2030 dan berencana membangun pangkalan di sana.

Di sisi lain, program Artemis milik NASA menargetkan pendaratan kembali astronot di Bulan pada 2027, sebelum melanjutkan misi ke Mars.

Untuk menekan biaya, NASA bekerja sama dengan perusahaan swasta dalam pengiriman material dan teknologi ke Bulan.

Baca juga: China Sebar Pesona di Asia Tenggara saat Perang Dagang, Bagaimana Posisi Indonesia?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau