Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Israel Kembali Gelar Aksi, Desak Perang Gaza Diakhiri dan Sandera Dibebaskan

Kompas.com - 17/08/2025, 16:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Ribuan warga Israel kembali turun ke jalan pada Minggu (17/8/2025) untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza serta pembebasan puluhan sandera yang masih ditahan kelompok Hamas.

Aksi berlangsung di berbagai kota, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, di tengah persiapan militer Israel melancarkan serangan baru ke Kota Gaza setelah 22 bulan perang yang menimbulkan krisis kemanusiaan parah di wilayah Palestina.

Perang bermula dari serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang di Israel dan menyandera 251 orang. Hingga kini, 49 sandera diyakini masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang menurut militer Israel telah tewas.

Baca juga: Israel Serang Pembangkit Listrik Houthi di Yaman

Di Lapangan Sandera Tel Aviv, sebuah bendera Israel berukuran besar dengan foto-foto para tawanan dikibarkan. Lokasi itu sejak lama menjadi pusat aksi protes menuntut pembebasan sandera.

Para demonstran juga memblokir sejumlah jalan, termasuk jalan raya penghubung Tel Aviv–Yerusalem. Rekaman media lokal memperlihatkan ban dibakar hingga menimbulkan kemacetan panjang.

Penyelenggara aksi bersama Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyerukan pemogokan umum pada Minggu, yang merupakan hari pertama dalam sepekan di Israel. Sejumlah bisnis di Tel Aviv dan Yerusalem memilih tutup sebagai bentuk dukungan.

"Saya pikir sudah waktunya untuk mengakhiri perang. Sudah waktunya untuk membebaskan semua sandera. Dan sudah waktunya membantu Israel pulih serta bergerak menuju Timur Tengah yang lebih stabil," kata Doron Wilfand, pemandu wisata berusia 54 tahun, saat mengikuti aksi di Yerusalem.

Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyatakan protes hari itu dilakukan dengan satu seruan utama, yakni membawa pulang 50 sandera dan mengakhiri perang.

Kelompok tersebut berencana mendirikan tenda protes di dekat perbatasan Gaza. "Jika kita tidak membawa mereka kembali sekarang, kita akan kehilangan mereka selamanya," tegas forum itu, dikutip dari AFP.

Baca juga: Militer Israel Merelokasi Warga ke Gaza Selatan Hari Ini

Desakan gencatan senjata

Video terbaru yang dirilis Hamas dan Jihad Islam, menampilkan dua tawanan dalam kondisi lemah dan kurus, semakin memicu kekhawatiran keluarga sandera.

Mesir menyebut upaya baru sedang dilakukan untuk mendorong gencatan senjata 60 hari yang mencakup pembebasan sandera. Putaran perundingan sebelumnya di Qatar gagal menghasilkan kesepakatan.

Viki Cohen, ibu dari Nimrod yang masih ditawan di Gaza, menyampaikan pesan lewat platform X.

"Saya harap Anda punya akses ke media di terowongan. Anda bisa melihat bagaimana rakyat Israel menghentikan hidupnya hari ini demi Anda dan para sandera. Tetaplah kuat, sedikit lagi," tulisnya.

Presiden Israel Isaac Herzog dalam sebuah rapat umum di Tel Aviv menegaskan, "Kami ingin mereka kembali sesegera mungkin," sambil menyerukan tekanan internasional terhadap Hamas.

Baca juga: HUT Ke-80 RI di Melbourne: Meriah dengan Drone Show, Festival Kuliner, hingga Konjen Awards

Penolakan dari pemerintah

Sejumlah pejabat pemerintah menentang desakan kesepakatan dengan Hamas. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyebut kampanye tersebut dianggap memberi keuntungan bagi Hamas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau