YERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemerintahnya memiliki pekerjaan rumah untuk memenangkan dukungan generasi Z di Barat.
Hal itu disampaikan oleh Netanyahu dalam wawancara di Triggernometry, sebuah podcast yang berbasis di Inggris, dan disiarkan pada Rabu (20/8/2025).
Melansir AFP pada Kamis (21/8/2025), perang Israel di Gaza selama lebih dari 22 bulan telah mendorong banyak kaum muda melakukan aksi protes di ibu kota negara-negara Barat.
Baca juga: Halangi Negara Palestina, Israel Lancarkan Proyek Permukiman di Tepi Barat
Survei Gallup terbaru menunjukkan bahwa hanya enam persen dari orang berusia 18-34 tahun di Amerika Serikat yang memiliki opini positif terhadap Netanyahu, dan hanya sembilan persen yang setuju dengan tindakan Israel di Gaza.
Dalam podcast tersebut, Netanyahu ditanya apakah Israel bisa kehilangan dukungan pemerintah Barat ketika generasi Z (mereka yang lahir sekitar 1997 hingga 2012) berkuasa.
“Jika Anda memberi tahu saya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan pada gen Z dan di seluruh Barat, ya,” jawabnya.
Menurutnya, oposisi terhadap Israel di kalangan gen Z muncul dari kampanye yang lebih luas melawan Barat.
Baca juga: Israel Kerahkan 60 Ribu Tentara Cadangan untuk Taklukkan Kota Gaza
Ia kemudian mengulangi klaimnya yang tidak terbukti tentang konspirasi yang diatur terhadap Israel dan Barat, tanpa menyebut siapa yang berada di baliknya.
Pernyataan Netanyahu itu dilontarkan ketika Israel membesarkan niat untuk menaklukkan Kota Gaza dengan serangan militer yang tak pandang bulu.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (20/8/2025) telah menyetujui rencana untuk menaklukkan Kota Gaza dan mengesahkan pemanggilan sekitar 60 ribu tentara cadangan.
Hal itu dinilai bertentangan dengan upaya gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) sejak lama, serta telah disetujui oleh Hamas.
Perang Israel di Palestina terbaru pecah ketika Hamas menyerang Israel pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang, yang sebagian besar warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan data resmi.
Baca juga: Iran Siap Perang Lagi Lawan Israel, Punya Rudal Lebih Canggih
Balasan serangan Israel telah menewaskan setidaknya 62.122 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, dengan angka yang dianggap dapat dipercaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Israel semakin berambisi menguasai Palestina ketika mendapatkan dukungan kuat dari Presiden AS Donald Trump, yang kembali menjabat pada Januari 2025.
Netanyahu mengatakan dalam podcast tersebut, yang memposisikan diri sebagai promotor kebebasan berbicara dengan “diskusi terbuka dan berbasis fakta tentang isu penting dan kontroversial”.
Ia pun mengungkapkan bahwa Trump “telah terbukti menjadi teman Israel yang luar biasa, seorang pemimpin yang luar biasa.”
“Saya pikir kami sangat beruntung memiliki pemimpin di Amerika Serikat yang tidak bertindak, seperti para pemimpin Eropa, yang tidak menyerah pada hal-hal seperti ini,” tambahnya.
Pernyataannya itu merujuk pada negara-negara termasuk Perancis dan Inggris yang telah bersumpah akan mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pada September 2025.
Baca juga: Menhan Israel Perintahkan Serbu Gaza, 60.000 Pasukan Cadangan Dipanggil
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini