Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Israel Perintahkan Serbu Gaza, 60.000 Pasukan Cadangan Dipanggil 

Kompas.com - 20/08/2025, 15:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyetujui perintah penyerbuan Gaza City, Jalur Gaza, dan memberi izin pengerahan sekitar 60.000 pasukan cadangan. 

Informasi tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Israel kepada AFP, Rabu (20/8/2025).

Di Gaza, Dinas Pertahanan Sipil melaporkan 48 orang tewas akibat serangan dan tembakan Israel pada Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Hamas Terima Proposal Arab soal Gencatan Senjata di Gaza karena Korban Tewas Tembus 62.000 Jiwa

"Situasinya sangat berbahaya dan tak tertahankan," kata juru bicara lembaga itu, Mahmud Bassal, sebagaimana dilansir AFP.

Dia menambahkan bahwa penembakan terus berlangsung di lingkungan Zeitoun dan Sabra, Gaza City.

Militer Israel menolak mengomentari pergerakan pasukan secara rinci. Mereka hanya menyebut sedang beroperasi untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas.

Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengeklaim serangan udara di Khan Yunis semalam menargetkan seorang milisi Hamas.

Baca juga: Demo Israel: Ribuan Warga Tolak Perang Gaza, Netanyahu Dicemooh

Mediasi

Rencana serangan ke Gaza City semakin menekan Hamas di tengah upaya mediator internasional mendorong gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Qatar dan Mesir, dengan dukungan Amerika Serikat (AS) menjadi mediator utama perundingan. 

Qatar menyebut proposal terbaru ini "hampir identik" dengan usulan yang pernah disetujui Israel, sementara Mesir menegaskan bahwa kini bola ada di tangan Israel.

Di satu sisi, Qatar sebelumnya menyatakan ada optimisme terhadap proposal gencatan senjata terbaru, meski pemerintah Israel menegaskan semua sandera harus dibebaskan dalam setiap kesepakatan.

Baca juga: Hamas Kaji Proposal Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

Rancangan yang disetujui Hamas berisi gencatan senjata selama 60 hari, pembebasan sandera secara bertahap, pembebasan sejumlah tahanan Palestina, serta kemudahan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sepanjang perang, Israel dan Hamas telah beberapa kali melakukan perundingan tidak langsung. 

Hasilnya baru melahirkan dua kali gencatan senjata singkat dengan pertukaran sandera dan tahanan.

Namun, kabinet keamanan Israel pekan ini tetap mengesahkan rencana penyerbuan Gaza City. Keputusan ini menuai kekhawatiran akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah.

Baca juga: Frustasi Nasib Sandera di Gaza, Ribuan Warga Israel Demo Tuntut Akhiri Perang

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memberikan komentar terkait penyerbuan atau kesepakatan.

Namun, pekan lalu ia menyatakan Israel hanya akan menerima kesepakatan“yang menjamin seluruh sandera dibebaskan sekaligus, sesuai syarat yang ditetapkan untuk mengakhiri perang.

Sementara itu, pejabat senior Hamas, Mahmoud Mardawi, menulis di media sosial bahwa kelompoknya telah membuka lebar kemungkinan tercapainya kesepakatan.

"Tetapi pertanyaannya, apakah Netanyahu akan kembali menutup pintu itu seperti sebelumnya," tulis Mardawi.

Baca juga: Warga Israel Kembali Gelar Aksi, Desak Perang Gaza Diakhiri dan Sandera Dibebaskan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau