Pada hari yang sama, jenazah beberapa jurnalis dimakamkan di Khan Younis. Kain kafan putih menyelimuti jenazah, dengan jaket antipeluru bertuliskan “press” diletakkan di atasnya.
Baca juga: Desak Hamas Serahkan Senjata, Israel Bersumpah Hancurkan Kota Gaza
Militer Israel mengakui melakukan serangan di area Rumah Sakit Nasser pada Senin.
“Kepala Staf Umum menginstruksikan untuk melakukan penyelidikan awal sesegera mungkin,” kata militer Israel dalam pernyataan tertulis.
Mereka menambahkan bahwa Israel tidak menargetkan jurnalis dan menyesalkan korban sipil yang tidak terlibat.
Asosiasi Pers Asing yang berbasis di Israel mendesak adanya penjelasan segera atas serangan itu.
“Kami menyerukan kepada Israel untuk selamanya menghentikan praktik kejinya dalam menargetkan jurnalis,” bunyi pernyataan asosiasi tersebut.
Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) dan Reporter Tanpa Batas mencatat sekitar 200 jurnalis tewas sejak hampir dua tahun perang Israel-Hamas berlangsung.
Awal Agustus lalu, empat staf Al Jazeera dan dua jurnalis lepas juga tewas dalam serangan udara Israel di luar Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza. Militer Israel saat itu menuduh salah satu korban, Anas Al Sharif, sebagai anggota Hamas yang terlibat serangan roket.
Baca juga: Serangan Israel di Kota Gaza Meningkat, 52 Warga Palestina Tewas
CPJ mengecam keras serangan terbaru di Khan Younis.
“Jurnalis tidak boleh menjadi sasaran dalam perang,” tegas lembaga itu.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini