Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak Hamas Serahkan Senjata, Israel Bersumpah Hancurkan Kota Gaza

Kompas.com - 23/08/2025, 10:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Jumat (22/8/2025) bersumpah akan menghancurkan Kota Gaza, jika Hamas tidak menyerahkan senjata, membebaskan semua sandera yang tersisa, dan mengakhiri perang sesuai syarat Israel.

“Segera, gerbang neraka akan terbuka di atas kepala para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza, sampai mereka setuju dengan syarat Israel untuk mengakhiri perang, terutama pembebasan semua sandera dan penyerahan senjata mereka,” tulis Katz di media sosial, seperti yang dikutip dari AFP pada Jumat (22/8/2025).

“Jika mereka tidak setuju, Gaza, ibu kota Hamas, akan menjadi Rafah dan Beit Hanoun,” tambahnya.

Baca juga: Serangan Israel di Kota Gaza Meningkat, 52 Warga Palestina Tewas

Rafah dan Beit adalah dua kota di Gaza yang sebagian besar wilayahnya telah hancur akibat operasi militer Israel sebelumnya.

Katz memberikan pernyataan itu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (21/8/2025) malam waktu setempat mengatakan, ia telah memerintahkan negosiasi segera untuk membebaskan semua sandera yang masih berada di Gaza.

Netanyahu menekankan bahwa upaya pembebasan sandera akan disertai dengan operasi militer untuk mengambil alih Kota Gaza dan menghancurkan Hamas.

Pada awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Israel telah menyetujui pemanggilan sekitar 60 ribu tentara cadangan untuk membantu merebut Kota Gaza.

“Kedua hal ini, mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami, berjalan beriringan,” ucap Netanyahu dalam pernyataannya dalam video tanpa membahas kelanjutan pembicaraan kesepakatan perdamaian.

Baca juga: Israel Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan untuk Taklukkan Kota Gaza

Para mediator internasional telah beberapa hari menunggu respons resmi Israel terhadap proposal gencatan senjata terbaru, yang diterima Hamas pada awal pekan ini.

Sumber Palestina menyebut kesepakatan itu mencakup pembebasan sandera secara bertahap, yang mana Israel bersikeras agar semua sandera dibebaskan sekaligus.

Rencana Israel untuk memperluas operasi militer dan merebut Kota Gaza menuai kecaman internasional maupun dalam negerinya.

Perang Israel di Palestina saat ini terjadi setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 warga Israel, sebagian besar sipil, menurut perhitungan AFP.

Sementara itu, serangan balasan militer Israel telah menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, menurut data kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas dan dianggap sah oleh PBB.

Baca juga: 123 Orang Tewas dalam 24 Jam Gempuran Militer Israel di Kota Gaza

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau