Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet Tempur F-35 Jatuh, Pilot Sempat Telepon Teknisi 50 Menit, Tak Ada Solusi

Kompas.com - 29/08/2025, 09:28 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber CNN

FAIRBANKS, ALASKA — Sebuah jet tempur siluman F-35 milik Angkatan Udara Amerika Serikat jatuh di Pangkalan Udara Eielson, Fairbanks, Alaska, pada 28 Januari 2025, setelah pilot gagal menemukan solusi atas kerusakan sistem roda pendaratan.

Laporan investigasi kecelakaan yang dirilis pekan ini mengungkap, sang pilot bahkan sempat melakukan panggilan selama hampir 50 menit dengan teknisi Lockheed Martin sebelum akhirnya terpaksa keluar dari pesawat.

Video insiden memperlihatkan F-35 senilai 200 juta dollar AS (sekitar Rp 3 triliun) itu menukik lurus ke tanah sebelum meledak menjadi bola api.

Baca juga: Jet Tempur F-16 Jatuh Saat Latihan Pertunjukan Udara Polandia, Pilot Tewas

Sang pilot berhasil menyelamatkan diri dengan kursi pelontar dan hanya mengalami luka ringan.

Masalah di roda pendaratan

Menurut laporan, masalah bermula ketika pilot mencoba menarik roda pendaratan setelah lepas landas.

Roda tidak bisa masuk sempurna, dan ketika diturunkan kembali, posisinya justru terkunci miring ke kiri. Upaya perbaikan malah membuat sistem pesawat mengira sedang berada di darat.

Pilot sempat menjalankan prosedur darurat dan kemudian menghubungi lima insinyur Lockheed Martin—termasuk pakar perangkat lunak, insinyur keselamatan penerbangan, serta tiga spesialis sistem roda pendaratan—untuk mencari jalan keluar.

Laporan menyebut pilot mencoba dua kali manuver touch and go, yaitu menyentuhkan roda ke landasan untuk meluruskan roda hidung yang macet.

Namun, usaha itu gagal dan justru menyebabkan kedua roda utama macet, sehingga tidak bisa mendarat.

“Pada titik itu, sensor F-35 menunjukkan pesawat berada di darat, sehingga sistem komputer otomatis beralih ke mode operasi darat,” bunyi laporan investigasi.

Peringatan sejak 2024

Pesawat jet tempur F-35 Amerika Serikat generasi kelima saat tampil di ajang Aero India 2025, di Pangkalan Udara Yelahanka, Bengaluru, India, Jumat (14/2/2025). Spesifikasi Jet Tempur F-35 IsraelAFP/IDREES MOHAMMED Pesawat jet tempur F-35 Amerika Serikat generasi kelima saat tampil di ajang Aero India 2025, di Pangkalan Udara Yelahanka, Bengaluru, India, Jumat (14/2/2025). Spesifikasi Jet Tempur F-35 Israel

Dokumen penyelidikan juga mengungkap bahwa Lockheed Martin sebenarnya sudah merilis panduan perawatan pada April 2024 mengenai potensi masalah sensor F-35 dalam cuaca dingin ekstrem.

Baca juga: Pesawat Pengintai Rusia Bolak-balik di Langit Alaska, Jet Tempur AS Dikerahkan

Panduan itu menyebutkan, kondisi tertentu bisa membuat pilot kesulitan mengendalikan pesawat.

Suhu saat kecelakaan tercatat minus 1 derajat Fahrenheit. Menurut dewan investigasi, bila tim teknisi dalam panggilan konferensi merujuk panduan 2024 tersebut, mereka kemungkinan besar akan menyarankan pendaratan penuh terencana atau eject terkendali, alih-alih mencoba touch and go kedua yang justru memperparah situasi.

Kesalahan berlapis

Angkatan Udara AS menegaskan, kecelakaan ini tidak hanya disebabkan faktor teknis, tetapi juga kesalahan pengambilan keputusan.

“Keputusan kru, termasuk mereka yang terlibat dalam panggilan konferensi saat penerbangan, kurangnya pengawasan dalam program material berbahaya, serta prosedur perawatan hidrolik yang tidak dijalankan dengan benar, semuanya berkontribusi pada kecelakaan,” demikian kesimpulan Accident Investigation Board Angkatan Udara.

Sementara itu, Lockheed Martin menolak memberikan komentar lebih jauh terkait hasil investigasi, dan mengarahkan pertanyaan kepada pihak Angkatan Udara.

Baca juga: Detik-detik Jet Bomber B-52 Nyaris Hantam 2 Pesawat Sipil Secara Beruntun

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau