MINOT, KOMPAS.com – Sebuah jet bomber B-52 milik Angkatan Udara Amerika Serikat hampir menabrak dua pesawat sipil dalam insiden beruntun di langit Dakota Utara pada 19 Juli lalu.
Pesawat Delta Airlines yang membawa 80 penumpang terpaksa bermanuver tajam untuk menghindari tabrakan, sebelum B-52 itu juga nyaris menyambar sebuah pesawat kecil Piper di dekat Bandara Minot.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) pada Rabu (27/8/2025) merilis laporan awal mengenai insiden tersebut.
Baca juga: Jet Tempur F-16 Jatuh Saat Latihan Pertunjukan Udara Polandia, Pilot Tewas
“Pesawat tempur B-52 berjarak hanya sepertiga mil dari pesawat Piper kecil setelah sebelumnya berpapasan dengan Delta Flight 3788,” tulis laporan tersebut.
Insiden bermula usai B-52 melakukan flyover pada pembukaan Pameran Negara Bagian Dakota Utara di Minot.
Pesawat Delta diarahkan menunggu giliran mendarat, tetapi arahan dari menara pengawas membingungkan, sehingga membuat pilot Delta harus mengambil keputusan cepat.
“Maaf atas manuver agresif tadi. Itu juga mengejutkan saya. Ini sama sekali tidak normal. Saya tidak tahu kenapa kami tidak diberi peringatan sebelumnya,” kata pilot Delta, yang terdengar dalam video rekaman penumpang dan tersebar di media sosial.
Monica Green, penumpang yang merekam pengumuman pilot setelah mendarat, mengaku merasa seperti berada di wahana ekstrem.
“Rasanya seperti berputar tajam di roller coaster. Kekuatan dorongnya membuat saya tetap menempel di kursi, tetapi saat menoleh ke luar jendela, saya melihat langsung ke rumput, bukan ke cakrawala,” ujarnya.
Kurang dari satu menit setelah berpapasan dengan Delta, B-52 kembali hampir menabrak pesawat Piper yang sedang berputar di sekitar bandara.
Jet bomber tersebut kemudian melanjutkan penerbangan menuju Pangkalan Angkatan Udara Minot, tempat 26 unit B-52 ditempatkan.
Baca juga: Pesawat Pengintai Rusia Bolak-balik di Langit Alaska, Jet Tempur AS Dikerahkan
Menurut transkrip komunikasi yang dirilis NTSB, beberapa instruksi dari pengawas menara sempat membingungkan.
Bahkan, pada satu titik, pengawas salah menyebut tanda panggil (call sign) B-52 ketika seharusnya memberi instruksi kepada pesawat Delta.
“Ada banyak hal yang terjadi hampir bersamaan, dan pengawas itu tidak benar-benar menguasai situasi,” ujar konsultan keselamatan penerbangan Jeff Guzzetti, mantan penyelidik kecelakaan pesawat di NTSB dan FAA.
Bandara Minot biasanya hanya melayani 18 hingga 24 penerbangan per hari. Namun, saat insiden, tiga pesawat sekaligus masuk dalam waktu hampir bersamaan.
Bandara ini juga tidak memiliki radar sendiri dan hanya dijalankan oleh satu petugas menara kontrak, dibantu pusat radar regional FAA di Rapid City, Dakota Selatan.
Meski semua pesawat akhirnya mendarat dengan selamat, dua nyaris tabrakan tersebut menambah daftar panjang pertanyaan soal keamanan penerbangan di AS, terutama setelah kecelakaan udara besar di Washington D.C. Januari lalu yang menewaskan 67 orang.
NTSB menyatakan laporan akhir terkait penyebab insiden ini baru akan dirilis tahun depan.
Baca juga: Jet Tempur Jerman Kejar Pesawat Mata-mata Rusia di Atas Laut Baltik
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini