Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunya Tak Mau Divaksinasi, Bayi di Inggris Meninggal karena Batuk Rejan

Kompas.com - 01/09/2025, 10:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com – Seorang bayi di Inggris meninggal dunia akibat batuk rejan usai tertular infeksi karena ibunya tak mau divaksinasi saat hamil

Kematian tersebut menjadi kasus pertama yang berujung fatal tahun ini, sebagaimana dilaporkan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Peristiwa itu menyusul peringatan pemerintah mengenai rendahnya tingkat vaksinasi, baik pada anak-anak maupun ibu hamil, serta meningkatnya keraguan masyarakat terhadap vaksin.

Baca juga: China Bikin Robot yang Bisa Hamil dan Lahirkan Bayi, Harga Rp 226 Juta

Data UKHSA menunjukkan, tidak ada satu pun vaksin utama untuk anak-anak di Inggris yang berhasil mencapai target cakupan 95 persen pada tahun lalu.

Batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan. Penyakit ini dapat berakibat fatal, terutama pada bayi, sebagaimana dilansir BBC, Minggu (31/8/2025).

Sebanyak 11 bayi dilaporkan meninggal akibat batuk rejan sepanjang 2024. 

Meski vaksinasi ibu hamil sudah diperkenalkan pada 2012, tercatat ada 33 bayi meninggal. 27 di antaranya berasal dari ibu yang tidak divaksinasi saat hamil.

Baca juga: China Ciptakan Robot yang Bisa Hamil dan Melahirkan Bayi Manusia, Siap Dirilis pada 2026

"Vaksinasi selama kehamilan adalah kunci untuk melindungi bayi secara pasif di minggu-minggu pertama kehidupan mereka," ujar UKHSA dalam pernyataan resminya.

Bayi di Inggris mendapatkan imunisasi pertama untuk perlindungan batuk rejan pada usia delapan pekan. Sementara itu, tingkat vaksinasi ibu hamil saat ini berada di angka 72,6 persen.

Peringatan

Wakil Direktur UKHSA Gayatri Amirthalingam menegaskan kembali pentingnya vaksinasi.

"Kasus ini mengingatkan kita betapa parahnya batuk rejan bagi bayi. Vaksinasi adalah pertahanan terbaik terhadap batuk rejan dan sangat penting bagi ibu hamil serta bayi kecil untuk menerima vaksin pada waktu yang tepat, idealnya antara usia 20 dan 32 minggu," papar Amirthalingam.

Baca juga: Pura-pura Temukan Bayi, Ayah di Malaysia Diduga Inses dengan Putrinya

Selain batuk rejan, penerimaan vaksin campak, gondok, dan rubela atau MMR  di Inggris juga menurun.

Persentase anak usia lima tahun yang menerima satu dosis MMR tahun lalu tercatat 91,9 persen, terendah sejak 2010-2011. Adapun penerimaan dosis kedua hanya 83,7 persen, terendah sejak 2009-2010.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan cakupan minimal 95 persen untuk membentuk kekebalan kelompok.

Rendahnya cakupan vaksin MMR menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus campak di Inggris pada awal 2025. 

Pada Juli lalu, seorang anak dilaporkan meninggal akibat campak di Rumah Sakit Anak Alder Hey.

Sebagai upaya pencegahan, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa vaksin cacar air akan diberikan gratis bagi seluruh anak kecil mulai Januari 2026 melalui layanan kesehatan nasional.

Baca juga: Lahir Demi Tanggal Hoki, Bayi Prematur Meninggal Usai Caesar

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Global
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau