Namun, setelah pertemuan puncak dengan Trump di Hanoi pada 2019 gagal, ia menarik diri dari panggung global.
Cheong Seong-chang dari Sejong Institute di Seoul mengatakan, perjalanan Kim ke Beijing bisa jadi sinyal bahwa ia ingin kembali aktif secara diplomatik, mirip dengan kakeknya, Kim Il Sung.
“Seperti kakeknya... kini ia bisa lebih aktif dalam diplomasi luar negeri,” kata Cheong. Namun, ia menilai langkah ini juga sangat pragmatis karena “dukungan China tetap penting bagi Pyongyang yang bergantung pada bantuan.”
Xi Jinping sendiri dijadwalkan berkunjung ke Korea Selatan pada akhir tahun ini. Kehadiran Kim di Beijing bisa dibaca sebagai upaya menyeimbangkan potensi perbaikan hubungan Beijing dengan Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung.
Lim Eul-chul, profesor di Institute for Far Eastern Studies, Kyungnam University, menilai jika lawatan Kim ke Beijing berhasil, ia bisa meraih keuntungan diplomatik lebih besar di masa depan.
Kunjungan timbal balik Xi ke Pyongyang dalam peringatan penting pada Oktober mendatang disebut-sebut sebagai peluang emas.
“Jika Kim berhasil mengamankan kunjungan Xi, status rezim Korea Utara akan melonjak ke tingkat tertinggi,” kata Lim.
Baca juga: UMKM China Ketar-ketir, Iuran Jaminan Sosial Pekerja Akan Dibebankan ke Pengusaha
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini