Konferensi semacam itu merupakan yang pertama kali diadakan sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949.
Baca juga: China-India Sepakat Jadi Mitra, Bukan Saingan
Dalam konferensi pusat tentang pekerjaan yang berkaitan dengan negara-negara tetangga yang diselenggarakan di Beijing pada April, Xi menyerukan untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama dengan negara-negara tetangga.
Hubungan bertetangga yang baik telah menjadi tema yang konsisten dalam agenda Xi di kancah SCO.
Dalam penampilan perdananya di SCO pada KTT Bishkek 2013, Xi mengusulkan penerapan yang sungguh-sungguh terhadap Perjanjian Hubungan Bertetangga yang Baik, Persahabatan, dan Kerja Sama Jangka Panjang di antara negara-negara anggota SCO.
Xi menggambarkan perjanjian tersebut dan Piagam SCO sebagai dua dokumen yang menetapkan prinsip-prinsip dan memberikan pedoman bagi negara anggota SCO dalam pekerjaan mereka.
Pada tahun-tahun berikutnya, presiden China tersebut mengusulkan rencana aksi 2018-2022 untuk mengimplementasikan perjanjian SCO perihal hubungan bertetangga yang baik yang telah ditetapkan, dan mendorong pengadopsian perjanjian itu dalam KTT Qingdao yang bersejarah pada 2018.
Baca juga: Putin Kecam Sanksi Barat Makin Cekik Ekonomi Rusia Jelang Kunjungi China
Momen itu merupakan pertama kalinya Xi menyelenggarakan KTT SCO di China. Rencana komprehensif terkait implementasi perjanjian tersebut untuk periode 2023-2027 diadopsi pada 2022 di Samarkand, Uzbekistan.
SCO, yang tidak membentuk aliansi atau menargetkan pihak lain, menganut keterbukaan dan inklusivitas.
Dalam ungkapan yang disampaikan oleh Xi sendiri, SCO bagaikan keluarga besar. Selama bertahun-tahun, China memperdalam hubungan dengan negara-negara pendiri dan para mitra baru SCO.
Di bawah panduan Semangat Shanghai (Shanghai Spirit), yang menonjolkan rasa saling percaya, prinsip saling menguntungkan, kesetaraan, konsultasi, penghormatan terhadap keberagaman peradaban, dan upaya mewujudkan pembangunan bersama, SCO berkembang menjadi organisasi regional yang komprehensif dengan cakupan geografis dan jumlah penduduk yang paling ekstensif di dunia, yang meliputi 10 negara anggota, dua negara pengamat, dan 14 mitra dialog.
Baca juga: UMKM China Ketar-ketir, Iuran Jaminan Sosial Pekerja Akan Dibebankan ke Pengusaha
Belarus secara resmi menjadi negara anggota SCO ke-10 di KTT Astana yang digelar tahun lalu.
Pada Juni, Xi menerima Presiden Belarus Alexander Lukashenko di kompleks Zhongnanhai di Beijing. Selama kunjungannya, Lukashenko menuturkan kepada Xi bahwa dirinya benar-benar merasakan persahabatan tulus yang diberikan oleh pihak China.
Ini hanyalah salah satu contoh pertukaran rutin Xi dengan para pemimpin negara anggota SCO.
Sejak 2023, Xi telah menggelar pertemuan dengan para kepala negara anggota SCO puluhan kali, baik di sela-sela KTT SCO, pertemuan multilateral lainnya, maupun selama kunjungan mereka ke China.
Interaksi tingkat tinggi tersebut tidak hanya memperkuat koordinasi di dalam tubuh SCO, tetapi juga turut membangun hubungan pribadi yang lebih erat di antara para kepala negara anggotanya.