Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Santri Nasional 2025, Gibran: Santri Indonesia Harus Berdaya Saing

Kompas.com - 22/10/2025, 11:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Di Hari Santri Nasional 2025, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka memiliki harapan agar para santri di Indonesia terus meningkatkan kapasitas diri serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

“Semoga santri Indonesia dapat terus meningkatkan kapasitasnya menjadi generasi penerus berdaya saing yang menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata Gibran dalam keterangannya, dikutip Kompas.com, Rabu (22/10/2025).

Gibran menegaskan, komitmen pemerintah untuk memperkuat kualitas ekosistem pendidikan santri diarahkan guna membangun sumber daya manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Maju.

Baca juga: Prabowo Ultah Ke-74, Gibran Doakan Sang Presiden Sehat dan Kuat Pimpin Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Agama, saat ini terdapat lebih dari 42.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah santri mencapai 11 juta orang.

Menurut Gibran, potensi besar ini harus dikelola secara strategis agar dapat melahirkan generasi santri yang berdaya saing tinggi dan berperan aktif dalam kemajuan bangsa.

Komitmen ini selaras dengan Asta Cita ke-4 pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas utama.

“Pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas ekosistem pendidikan di lingkungan para santri," terangnya.

Baca juga: Gagal Damai, Penggugat Gibran Ancam Ungkap Bukti di Sidang Gugatan Rp 125 T

Program pemerintah untuk santri

Gibran menambahkan, komitmen pemerintah terhadap para santri diwujudkan melalui beragam program dan kebijakan.

"Baik melalui perbaikan tata kelola pondok pesantren, penguatan ekonomi mandiri di pesantren, pelatihan kecerdasan buatan (AI) dan adaptasi teknologi, maupun melalui berbagai program bantuan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Makan Bergizi Gratis (MBG),” ujarnya.

Tidak ketinggalan, Wapres juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan santri.

“Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para Kiai, Nyai, Ustaz, Ustazah, seluruh santri, dan para alumni pesantren di tanah air atas kontribusinya selama ini dalam pembangunan bangsa,” pungkasnya.

Baca juga: Alasan Penggugat Gibran Tak Minta Ganti Rugi Rp 125 Triliun

Kilas sejarah Hari Santri Nasional

Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015.

Dikutip dari Kompas.com (21/10/2025), penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri terkait dengan peran penting para santri dalam perlawanan terhadap Belanda pada agresi militer kedua.

Momen ini berakar dari deklarasi Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945, yang mengimbau seluruh umat Islam untuk melawan penjajah.

KH Hasyim Asy'ari, yang diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus pendiri dan Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), menyampaikan fatwa yang dikenal sebagai Resolusi Jihad.

Fatwa ini menyerukan agar para pejuang memerangi Belanda dan memastikan bahwa mereka yang gugur dalam pertempuran dianggap meninggal syahid.

(Sumber: Rahel Narda Chaterine | Editor: Danu Damarjati/Rizal Setyo Nugroho)

Baca juga: Roy Suryo dan dr Tifa Ziarah ke Makam Keluarga Jokowi, Gibran Ucapkan Terima Kasih

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
 Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Sumatera Selatan
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau