Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tahun Tak Pernah Keluar Rumah, Pria di Pati Tewas di Tengah Tumpukan Sampah

Kompas.com - 27/10/2025, 20:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com – Seorang pria berinisial YL (50) ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Dukuh Cacah, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Kondisi rumah korban dipenuhi tumpukan sampah, sementara hasil pemeriksaan awal menyebutkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya.

YL diketahui merupakan pendatang asal Bandung, Jawa Barat, dan telah lama tinggal seorang diri di wilayah tersebut. Ia ditemukan tewas pada Sabtu (25/10/2025), setelah warga mencium bau busuk dari dalam rumahnya. Polisi memperkirakan YL telah meninggal dunia beberapa hari sebelum jasadnya ditemukan.

Kapolsek Margorejo, AKP Dwi Kristiawan, membenarkan temuan tersebut. Pihaknya menerima laporan dari warga terkait aroma menyengat yang keluar dari rumah korban.

“Pihak kami langsung mendatangi lokasi bersama anggota Satreskrim, Inafis Polresta Pati, serta tim dari Puskesmas dan BPBD/BNPB. Kami temukan satu mayat laki-laki, asalnya dari Bandung, sudah lama tinggal di perumahan sini. Korban tinggal seorang diri. Kami hendak mencari keberadaan keluarganya, sehingga kami bisa mengkomunikasikan tindakan selanjutnya,” ujarnya dikutip dari Tribun Jateng.

Baca juga: Jelang Simpulan Pansus, Kubu Pro Bupati Pati Sudewo Rencanakan Posko Tandingan

Dwi menambahkan, hasil pemeriksaan sementara menunjukkan tidak ada unsur kekerasan, dan korban diduga sudah meninggal sekitar empat hari sebelum ditemukan.

Dikenal Menutup Diri Selama Bertahun-tahun

Warga sekitar menyebutkan bahwa YL dikenal sangat tertutup dan jarang berinteraksi dengan tetangga. Prihanto, salah satu warga, mengatakan bahwa bau busuk dari rumah YL sudah tercium sejak empat hari sebelumnya.

“Ada bau bangkai, saya cek di kolong mobil tidak ada tikus. Tapi ada lalat-lalat mengarah ke kamar depan (rumah korban). Saya pun curiga korban sudah meninggal. Saat kami buka pintu, di dalam banyak sampah dan korban ada di kamar depan,” kata Prihanto.

Ia menuturkan, YL mulai tinggal di kompleks perumahan itu sejak 2017. Pada awalnya, YL sempat berinteraksi dan memperkenalkan diri kepada warga sebagai orang Bandung yang pernah bekerja di Pabrik Gula (PG) Pakis. Namun setelah berhenti bekerja, perilakunya berubah menjadi tertutup.

Baca juga: Warga Pati Geger, Pria Ditemukan Meninggal di Rumah Penuh Sampah, Diduga Alami Hoarding Disorder

“Dulu katanya kerja di PG Pakis. Tapi resign, terus masuk sini (perumahan di Dukuh Cacah). Tapi setelah itu tidak pernah keluar rumah selama 8 tahun, kecuali hanya untuk menerima pesanan makanan,” ujarnya.

Prihanto menambahkan, terakhir kali ia melihat YL sekitar empat hari sebelum ditemukan meninggal, saat korban menerima pesanan makanan dari kurir. Sejak menetap di sana, YL selalu hidup sendiri dan tidak pernah terlihat dijenguk keluarganya.

Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Pria di Pati Ditemukan Meninggal di Rumah Penuh Sampah, Polisi: Tak Ada Tanda Kekerasan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau