Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bung Karno Tidak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan? Megawati Angkat Bicara

Kompas.com - 01/11/2025, 15:45 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengenang kembali masa sulit ketika keluarga berusaha memakamkan sang ayah, Presiden pertama Soekarno, setelah beliau wafat pada 1970. 

Dalam sebuah seminar internasional peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Blitar, Megawati mengungkapkan bahwa keluarga sempat mengajukan permohonan agar Bung Karno dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan (TMP), namun ditolak oleh pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

“Hanya untuk dimakamkan saja susahnya bukan main. Makanya kenapa beliau tidak seperti biasanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tapi beliau dimakamkan di sini,” ujar Megawati di hadapan akademisi dan delegasi dari 30 negara pada Sabtu (1/11/2025).

Baca juga: Megawati: Anak Muda Jangan Tergila-gila dengan AI

Makna Makam Bung Karno di Blitar

Megawati mengungkapkan bahwa lokasi makam Bung Karno di Blitar sebelumnya merupakan taman pahlawan bagi para prajurit Pembela Tanah Air (PETA) yang gugur dalam perjuangan melawan penjajah. 

Tempat ini kemudian menjadi makam Bung Karno setelah Presiden Soeharto menolak permintaan keluarga agar sang proklamator dimakamkan di TMP Kalibata.

“Di sini, supaya sejawat saya yang dari luar negeri tahu, ini sebetulnya dulu taman pahlawan dari banyak prajurit kami, yang disebut PETA. Pada waktu dulu melawan Belanda, tempat ini kecil dan tidak terpelihara,” kata Megawati.

“Oleh Presiden Soeharto pada waktu itu, ketika keluarga meminta untuk bisa ditempatkan sewajarnya di taman makam pahlawan, beliau tidak setuju. Tapi ditaruh di sini,” imbuhnya.

Baca juga: Megawati Tawarkan Pancasila Jadi Etika Global: Muliakan Martabat Manusia, Tolak Penindasan

Keputusan Soeharto: Simbol Perjuangan Megawati dan Keluarga

Megawati menyebutkan bahwa keputusan Soeharto untuk menolak permintaan keluarga terkait pemakaman Bung Karno di TMP Kalibata menjadi simbol perjuangan tersendiri bagi dirinya dan keluarga. 

Ia juga menambahkan bahwa Bung Karno selalu mengingatkannya untuk terus berjuang menjaga warisan pemikirannya.

“Sehingga sampai akhir hayatnya pun beliau menuntut saya tetap berjuang bagi dirinya sendiri,” ucap Megawati.

Baca juga: Megawati Cerita Tak Punya HP karena Takut Diintai Orang Berniat Buruk

Makaman Bung Karno Kini Jadi Tempat Ziarah Populer

Meskipun awalnya melalui proses yang penuh tantangan, Megawati merasa bersyukur karena makam Bung Karno kini menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah dan negara.

“Alhamdulillah, tempat ini sekarang menjadi sangat populer. Banyak orang datang ke sini, dan ini pun sekarang jadi aneh, taman makam pahlawan juga bukan, tapi lebih dikenal dengan makam proklamator bangsa, Bung Karno,” kata Megawati.

Baca juga: Megawati: Pancasila Bersifat Universal, Dapat Dipakai Seluruh Manusia di Dunia

Menguatkan Nilai Perjuangan Bung Karno melalui Seminar Internasional

Dalam kesempatan yang sama, Megawati mengajak para peserta seminar untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga meneguhkan kembali arah peradaban dan nilai-nilai kemerdekaan yang diwariskan oleh Bung Karno.

“Bukan sekadar mengenang sejarah, tapi juga untuk meneguhkan kembali arah peradaban yang diwariskan oleh proklamator kemerdekaan Indonesia,” ucap Megawati.

Baca juga: Megawati Tegaskan Tak Boleh Ada Tawar-Menawar untuk Kemerdekaan Palestina

Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Blitar

Sebagai bagian dari peringatan puncak 70 tahun KAA, delegasi dan akademisi dari 30 negara melakukan ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau