JAKARTA, KOMPAS.com - Kepemilikan rumah merupakan impian terbesar, sekaligus tantangan terberat bagi mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), terutama di tengah kenaikan harga properti.
Di sinilah peran PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sebagai bank utama penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi.
Hingga 30 September 2025, kontribusi BTN dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah melampaui angka 140.000 unit.
Baca juga: Harga Rumah Subsidi Tahun 2025 Mulai Rp 166 juta
Tepatnya, 142.749 unit KPR Subsidi telah disalurkan, setara dengan 40,7 persen dari total kuota KPR FLPP nasional.
Dengan nominal penyaluran mencapai Rp 17,66 Triliun, BTN kini telah mencapai 64,89 persen dari target kuota FLPP yang ditetapkan pemerintah, yakni 220.000 unit pada tahun 2025.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan optimisme tinggi untuk memenuhi target tersebut.
"Jumlah 140.000 unit yang telah tersalurkan untuk KPR FLPP artinya ada 140.000 keluarga yang terbantuberkat kerja keras BTN. Kami memiliki tujuan yang mulia, yaitu menyalurkan rumah layak huni bagi jutaan keluarga Indonesia," tutur Nixon, dalam keterangannya Sabtu (11/10/2025).
Analisis data BTN mengungkap dua fakta kunci yang sangat menarik mengenai penerima manfaat KPR Subsidi.
Mayoritas debitur KPR Subsidi BTN adalah generasi milenial, dengan rentang usia antara 29 hingga 44 tahun, mencakup sekitar 88,43 persen dari total penerima.
Baca juga: Satu Rumah Subsidi Libatkan 5 Pekerja, Ara Tantang UMSU Buat Inovasi
Data ini menunjukkan bahwa dukungan subsidi pemerintah, yang disalurkan masif melalui BTN, adalah faktor penentu bagi generasi muda Indonesia untuk dapat memiliki rumah.
Menurut Nixon, testimoni kepuasan para milenial yang kini memiliki rumah mencerminkan bahwa aset jangka panjang ini tidak hanya meningkatkan status sosial, tetapi juga membantu mereka dalam menata keuangan keluarga dan meraih pencapaian hidup.
Berdasarkan kajian Housing Finance Center BTN, kepemilikan rumah layak huni terbukti sangat positif bagi penerima manfaat.
Mereka merasa puas dan bangga, memiliki aset jangka panjang, dan mampu mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik.
Baca juga: Rumah Subsidi Kualitas Premium di Sumatera Utara, Ara Kasih Nilai 8
"Hal ini sekaligus mematahkan stigma bahwa rumah subsidi hanyalah properti dengan kualitas seadanya," ujar Nixon.
Peran BTN tidak berhenti pada penyaluran dana. Bank ini juga bertindak sebagai advokat utama bagi kelayakan hidup MBR.
Nixon secara tegas mengungkapkan bahwa BTN adalah pihak pertama yang menolak wacana pengurangan ukuran rumah subsidi menjadi hanya 18 meter persegi.
"BTN adalah yang pertama menolak ide tersebut. Rata-rata keluarga Indonesia butuh setidaknya dua kamar tidur. Ukuran 18 meter persegi hanya akan menciptakan kawasan kumuh baru," tegas Nixon.
Meskipun saat ini lebih dari 77 persen debitur KPR Subsidi di BTN adalah karyawan swasta, BTN menunjukkan komitmen uniknya untuk menjangkau pekerja sektor informal dan berpendapatan tidak tetap (seperti pedagang kecil, tukang cukur, atau driver ojek).
Baca juga: Ternyata, 358 Daerah Belum Gratiskan PBG Rumah Subsidi
BTN berkolaborasi dengan perusahaan aplikasi ride-hailing, adalah memberikan kemudahan pembayaran angsuran melalui pemotongan pendapatan harian para mitra driver.
"Bisa dikatakan BTN menjadi satu-satunya bank hingga saat ini yang mampu menjangkau MBR termasuk pekerja informal secara masif seperti apa yang telah kami lakukan selama lebih dari 10 tahun terakhir," tuntas Nixon.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang