Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Beda Tanda Hujan Deras Berdurasi Singkat dan Gerimis yang Berlangsung Lama

Kompas.com - 05/03/2025, 06:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menjelaskan adanya perbedaan tanda-tanda hujan deras berdurasi singkat dan hujan gerimis yang berlangsung lama, viral di media sosial.

Unggahan yang disertai video itu dimuat oleh akun Instagram @anak*** pada Minggu (2/3/2025).

Pengunggah menerangkan, perbedaan tersebut terletak pada suhu udara, jenis awan, serta proses terjadinya hujan.

“Pernah merasa udara tiba-tiba gerah, lalu tak lama hujan turun deras? Atau suasana sejuk berawan yang akhirnya berujung gerimis sepanjang hari? Sebenarnya, kita bisa menebak jenis hujan dari kondisi sekitar!” bunyi keterangan dalam unggahan.

Pengunggah pun menyarankan untuk melihat kondisi langit sebelum keluar rumah atau bepergian.

Lantas, benarkah demikian?

Baca juga: Ada Fenomena Cerah, Hujan, Reda, dan Hujan Kembali dalam Waktu Singkat, Apa yang Terjadi?

Penjelasan BMKG

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengonfirmasi perbedaan tanda-tanda hujan deras dan gerimis tersebut.

“Benar. Sesuai dengan penjelasan pada unggahan tersebut bahwa hujan dengan kedua ciri yang berbeda dapat terjadi,” kata Ida kepada Kompas.com, Selasa (4/3/2025).

Menurutnya, penyebab utama munculnya hujan deras dengan durasi singkat dan hujan gerimis yang berlangsung lama adalah jenis awannya.

Ida menjelaskan, hujan deras dengan durasi singkat berasal dari awan konvektif tipe Cumulus seperti Cumulonimbus.

Awan tersebut dapat terbentuk akibat pemanasan permukaan yang kuat, serta berada di lokasi yang tinggi, berwarna gelap, dan menjulang.

“Sehingga udara naik secara cepat (proses konveksi) dan membentuk awan yang disebut dengan istilah awan konvektif,” jelas dia.

Baca juga: Viral, Video Pengantin Lempar CD ke Atap untuk Redakan Hujan Saat Hajatan, Ini Kata BMKG dan Sosiolog

Jika udara terasa gerah dan pengap, hal itu disebabkan oleh banyaknya uap air di atmosfer, serta kemungkinan turunnya hujan deras tetapi singkat.

Ida menerangkan, hujan gerimis yang berlangsung lama berasal dari awan tipe Stratus. Awan itu berada di ketinggian rendah dan menyebar secara merata.

Dia menilai, awan stratus ini disebabkan oleh adanya pergerakan massa udara yang membentuk awan Stratiform.

“Proses terbentuknya awan stratus ini disebabkan oleh pergerakan massa udara yang luas (adveksi) dan naik secara perlahan membentuk awan Stratiform yang luas seperti awan Nimbostratus,” ujarnya.

Apabila udara yang dirasakan sejuk atau berangin dengan tekanan udara stabil, ini bisa jadi pertanda hujan gerimis akan datang dan bisa bertahan lama.

Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau