KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menjelaskan adanya perbedaan tanda-tanda hujan deras berdurasi singkat dan hujan gerimis yang berlangsung lama, viral di media sosial.
Unggahan yang disertai video itu dimuat oleh akun Instagram @anak*** pada Minggu (2/3/2025).
Pengunggah menerangkan, perbedaan tersebut terletak pada suhu udara, jenis awan, serta proses terjadinya hujan.
“Pernah merasa udara tiba-tiba gerah, lalu tak lama hujan turun deras? Atau suasana sejuk berawan yang akhirnya berujung gerimis sepanjang hari? Sebenarnya, kita bisa menebak jenis hujan dari kondisi sekitar!” bunyi keterangan dalam unggahan.
Pengunggah pun menyarankan untuk melihat kondisi langit sebelum keluar rumah atau bepergian.
Lantas, benarkah demikian?
Baca juga: Ada Fenomena Cerah, Hujan, Reda, dan Hujan Kembali dalam Waktu Singkat, Apa yang Terjadi?
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengonfirmasi perbedaan tanda-tanda hujan deras dan gerimis tersebut.
“Benar. Sesuai dengan penjelasan pada unggahan tersebut bahwa hujan dengan kedua ciri yang berbeda dapat terjadi,” kata Ida kepada Kompas.com, Selasa (4/3/2025).
Menurutnya, penyebab utama munculnya hujan deras dengan durasi singkat dan hujan gerimis yang berlangsung lama adalah jenis awannya.
Ida menjelaskan, hujan deras dengan durasi singkat berasal dari awan konvektif tipe Cumulus seperti Cumulonimbus.
Awan tersebut dapat terbentuk akibat pemanasan permukaan yang kuat, serta berada di lokasi yang tinggi, berwarna gelap, dan menjulang.
“Sehingga udara naik secara cepat (proses konveksi) dan membentuk awan yang disebut dengan istilah awan konvektif,” jelas dia.
Jika udara terasa gerah dan pengap, hal itu disebabkan oleh banyaknya uap air di atmosfer, serta kemungkinan turunnya hujan deras tetapi singkat.
Ida menerangkan, hujan gerimis yang berlangsung lama berasal dari awan tipe Stratus. Awan itu berada di ketinggian rendah dan menyebar secara merata.
Dia menilai, awan stratus ini disebabkan oleh adanya pergerakan massa udara yang membentuk awan Stratiform.
“Proses terbentuknya awan stratus ini disebabkan oleh pergerakan massa udara yang luas (adveksi) dan naik secara perlahan membentuk awan Stratiform yang luas seperti awan Nimbostratus,” ujarnya.
Apabila udara yang dirasakan sejuk atau berangin dengan tekanan udara stabil, ini bisa jadi pertanda hujan gerimis akan datang dan bisa bertahan lama.
Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini