Alat penggali dan mesin dipakai mengaspal lahan hutan untuk membuka jalan. Penebangan hutan pun memutus kawasan hutan lindung menjadi dua bagian.
Penduduk setempat, Claudio Verequete mengaku mata pencahariannya hilang akibat pemerintah menebang pohon buah acai yang biasa dia panen untuk bertahan hidup.
"Panen kami sudah habis. Kami tidak punya penghasilan lagi untuk menghidupi keluarga," katanya, dikutip dari LBC, Rabu.
Pemerintah pun gagal memberikan kompensasi apapun kepada warga terdampak protek. Hal ini memaksa keluarganya hanya bisa hidup mengandalkan tabungan.
Selain itu, mereka khawatir proyek pembangunan jalan akan memperbanyak tindakan penebangan hutan Amazon untuk pembangunan lainnya.
Verequete menuturkan, jalan raya yang akan dibangun memiliki tembok tinggi pada kedua sisinya. Hal ini membuat komunitas mereka tidak mendapat akses ke jalan tersebut.
Dilansir dari Plant Based News, Rabu, hutan Amazon berperan dalam penyerapan karbon. Jika pohonnya ditebangi, karbon akan lepas kembali ke atmosfer dan mengancam iklim.
Kritikan tidak hanya diberikan ke pemerintah Brasil, konferensi iklim COP pun dikecam karena dinilai gagal melindungi lingkungan lewat tindakan konkret.
Konferensi ini justru berdampak buruk bagi lingungkan. Sebab, para pemimpin dunia yang menjadi peserta COP bepergian dengan ratusan jet pribadi.
COP juga dinilai mengabaikan industri peternakan yang berisiko merusak lingkungan dalam isi pembahasannya.
Konferensi itu bahkan menyediakan makanan beremisi tinggi seperti daging dan susu yang diberi label vegan serta membatasi pangan nabati.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya