Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya di Balik Rendaman Rokok Obat: Klaim Sehat Tanpa Bukti Ilmiah

Kompas.com - 13/06/2025, 22:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Air rendaman dari rebusan isi rokok obat disebut-sebut dapat memberikan manfaat bagi kesehatan organ dalam tubuh.

Meski klaim ini kerap ditemukan di media sosial, belum ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Dokter spesialis penyakit dalam dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD(K), mengingatkan masyarakat untuk tidak langsung mempercayai klaim tersebut tanpa dasar medis yang sah, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/6/2025).

Metode ini dilakukan dengan cara merendam kaki dalam air yang berasal dari rebusan bahan herbal yang umumnya terdapat dalam produk rokok obat.

Klaim yang beredar menyebutkan bahwa efek rendaman dapat memengaruhi kondisi tubuh secara menyeluruh. 

Untuk itu, ketahui penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Dokter Paru Ungkap Efek Uap Rokok Obat: Bisa Sebabkan Iritasi dan Alergi

Klaim menyehatkan organ tubuh masih diragukan

Menurut Andi, keyakinan bahwa rendaman kaki dapat memberikan dampak positif ke organ dalam belum memiliki dasar ilmiah. Ia menyatakan belum menemukan hasil uji klinis yang mendukung hal tersebut.

“Pertama mungkin harus diketahui dulu ya. Jadi memang ada beberapa zat itu bisa masuk melalui kulit, cuman apakah ada uji klinisnya? Itu yang saya pikir belum ada ya atau setidaknya saya belum dapat referensinya,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak langsung menganggap praktik ini sebagai pengobatan yang efektif sebelum ada bukti yang jelas secara medis.

Baca juga: Waspadai Bahaya Terapi Uap dari Rokok Obat, Dokter: Bisa Ganggu Pernapasan

Penyerapan zat herbal lewat kulit masih dipertanyakan

Beberapa zat memang diketahui bisa diserap melalui kulit, namun dalam dunia medis proses ini dilakukan dengan cara yang terkontrol, seperti penggunaan salep atau plester terapi.

Dalam konteks rendaman kaki dari bahan herbal, mekanisme penyerapan zat tidak bisa dipastikan.

“Mungkin kalau memang ada efek sensasi hangat, aroma yang melegakan, ya mungkin seperti itu yang dirasakan oleh yang melakukan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap reaksi yang muncul setelah melakukan praktik ini, baik di kulit maupun organ tubuh lainnya, perlu diperhatikan. Jika muncul ketidaknyamanan, sebaiknya penggunaan dihentikan.

“Kalau begitu ada reaksi yang misal enggak enak di kulit atau juga enggak enak di organ lain, itu sebaiknya jangan diteruskan,” tambahnya.

Baca juga: Vape sebagai Alternatif Berhenti Merokok: Apakah Memang Lebih Aman?

Tidak diakui secara medis, hanya berdasar cerita pribadi

Tanpa adanya dukungan dari penelitian medis, manfaat rendaman rokok obat hanya sebatas pengalaman pribadi atau pengakuan individu. Menurut Andi, ini belum bisa dijadikan rujukan dalam dunia kedokteran.

“Minta uji klinisnya ada atau enggak? Kalau enggak ya anekdotal aja. Anekdotal tuh maksudnya lebih ke pengakuan-pengakuan secara individu, tapi ini enggak bisa diklaim secara medis,” kata dia.

Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih kritis saat menerima informasi terkait produk-produk yang mengatasnamakan kesehatan.

“Menurutku jangan terlalu berlebihan, nikmati sewajarnya dan juga lihat efeknya,” ucapnya.

Meski terdengar alami dan menenangkan, praktik merendam kaki dengan rebusan isi rokok obat belum terbukti aman maupun bermanfaat secara medis bagi organ tubuh bagian dalam.

Masyarakat disarankan tidak terburu-buru mempercayai klaim tanpa dasar ilmiah dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mencoba metode pengobatan alternatif.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau