Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Kasus Amoeba Pemakan Otak di Sejumlah Negara, Apa yang Dialami Pengidap Sebelum Tewas?

Kompas.com - 19/08/2025, 22:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber CDC, Express

KOMPAS.com - Kasus infeksi mematikan akibat amoeba pemakan otak kembali mencuri perhatian dunia.

Seorang bocah perempuan berusia 9 tahun dari Thamarassery, Kozhikode, Kerala, India, meninggal dunia akibat meningoensefalitis amoeba primer (PAM).

Itu adalah penyakit langka yang disebabkan oleh Naegleria fowleri, organisme mikroskopis yang populer disebut “amoeba pemakan otak”.

Baca juga: Afnan Jasim, Remaja yang Selamat dari Amoeba Pemakan Otak Mematikan

Korban sempat dirawat sejak 13 Agustus 2025 karena demam, namun kondisinya cepat memburuk hingga meninggal di Kozhikode Government Medical College.

Hasil tes laboratorium mengonfirmasi infeksi tersebut, yang juga menjangkiti dua pasien lain di distrik yang sama, termasuk seorang bayi berusia 3 bulan yang masih berjuang melawan penyakit serupa.

“Belum diketahui bagaimana bayi itu bisa terpapar amoeba langka ini,” ujar seorang pejabat kesehatan setempat. Saat ini, tim medis tengah menelusuri kemungkinan penularan melalui air atau tanah yang tercemar.

Lonjakan kasus dan ancaman global

Kasus amoeba pemakan otak pertama kali tercatat di India pada 1971, dan sempat jarang muncul hingga beberapa tahun lalu.

Namun, sejak 2023, jumlah kasus melonjak signifikan dengan 36 infeksi dan sembilan kematian, jauh lebih tinggi dibanding hanya delapan kasus sepanjang 2016–2022.

Hampir semua kasus di India berujung fatal, kecuali satu remaja berusia 14 tahun dari Kozhikode yang berhasil selamat pada Juli 2024 dan "bergabung" dengan segelintir penyintas di seluruh dunia.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Kolombia Tewas Usai Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak di Kolam Renang

Para ahli menduga lonjakan kasus terkait perubahan iklim, polusi, serta meningkatnya pengawasan medis terhadap sindrom ensefalitis akut.

Pemerintah Kerala kini memberlakukan protokol khusus untuk mempercepat deteksi dan penanganan pasien.

Meski begitu, dokter menekankan bahwa langkah pencegahan tetap paling efektif, mulai dari menghindari berenang di air tawar hangat yang tergenang, hingga menggunakan air bersih yang sudah disaring atau steril untuk irigasi hidung.

Tingkat kematian capai 97 persen

Naegleria fowleri, dijuluki “amoeba pemakan otak”, hidup bebas di air tawar hangat maupun tanah.

Mikroorganisme ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui hidung sebelum menyerang otak. Infeksi PAM berkembang sangat cepat, dimulai dari demam lalu berlanjut kejang hingga kematian.

Tingkat kematiannya mencapai 97 persen secara global, dengan hanya sedikit pasien yang pernah selamat.

Halaman:


Terkini Lainnya
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau