Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Puncak Musim Hujan 2025/2026? Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 15/09/2025, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi awal musim hujan 2025/2026.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, musim hujan tahun ini akan datang lebih cepat dari kondisi normal.

Sebagian wilayah sudah mengalami musim hujan sejak Agustus dan akan meluas ke wilayah Indonesia lainnya pada September, Oktober, dan November 2025.

Berdasarkan pantauan BMKG, wilayah yang masuk musim hujan pada September 2025 adalah sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian utara, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Bangka Belitung bagian selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua Selatan.

Baca juga: Kapan Periode Musim Kemarau dan Musim Hujan di Indonesia?

Sementara itu, musim hujan akan terjadi di 149 zona musim (ZOM) atau 21,3 persen wilayah yang meliputi sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian tengah.

Di sisi lain, wilayah yang akan masuk musim hujan pada November 2025 mencakup sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua.

“Dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia. Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026,” jelas Dwikorita dikutip dari laman resmi BMKG, Sabtu (13/9/2025).

Lalu, kapan puncak musim hujan 2025/2026?

Baca juga: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Cepat, Ini Daftar Wilayah yang Terdampak

Kapan puncak musim hujan 2025/2026?

Dalam konferensi pers daring Prakiraan Musim Hujan 2025/2026 dan Update Kondisi Cuaca Indonesia, Jumat (12/9/2025), Dwikorita mengatakan, puncak musim hujan secara umum diprediksi terjadi pada November-Desember 2025 dan Januari-Februari 2026.

Jumlah wilayah yang mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2025 mencapai 25 ZOM atau 33,6 persen, sementara Januari-Februari sebanyak 278 ZOM atau 39,5 persen wilayah.

Berikut wilayah yang mengalami puncak musim hujan pada akhir 2025 dan awal 2026:

Daftar wilayah yang alami puncak musim hujan November-Desember 2025:

  • Sebagian besar Sumatera
  • Banten bagian selatan
  • Jawa Barat bagian selatan
  • Jawa Tengah bagian selatan
  • Sebagian Jawa Timur
  • Sebagian besar Kalimantan
  • Sulawesi bagian utara dan barat
  • Sebagian Maluku Utara
  • Sebagian Maluku
  • Sebagian Papua Barat
  • Papua bagian tengah.

Daftar wilayah yang alami puncak musim hujan Januari-Februari 2025:

  • Jambi bagian selatan
  • Bengkulu bagian selatan
  • Sumatera Selatan bagian timur
  • Sebagian besar Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi Utara bagian barat
  • Gorontalo bagian barat
  • Sebagian Maluku
  • Sebagian Papua Barat
  • Sebagian besar Papua.

Baca juga: Waspada 5 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan Berikut Ini, Apa Saja?

Imbauan BMKG

Terkait musim hujan 2025/2026, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta petani menyesuaikan jadwal tanam agar tidak bertepatan dengan puncak hujan.

Ia juga mengimbau petani memilih varietas padi tahan genangan serta melakukan perbaikan irigasi dan drainase.

Sementara itu, pemerintah diminta mendukung dengan penyediaan benih cadangan, informasi iklim, hingga asuransi pertanian.

Untuk sektor perkebunan, Dwikorita menyarankan pengendalian hama dan penyakit secara intensif, pengelolaan drainase, penyesuaian pupuk agar nutrisi tidak tercuci, serta pemanfaatan air hujan.

Baca juga: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah, Berlangsung sampai Kapan?

Halaman:


Terkini Lainnya
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau