KOMPAS.com - Suara bor menggema di terowongan sempit pegunungan Sierra Gorda, Meksiko.
Di sana, penambang bernama Hugo Flores mencari batu cinnabar yang mengandung salah satu unsur paling beracun di dunia, merkuri.
Di wilayah pegunungan berhutan pinus yang kaya keanekaragaman hayati ini, ledakan merkuri tengah berlangsung.
Kini, merkuri tengah diburu karena menjadi kunci dalam penambangan emas ilegal.
Baca juga: 7 Kosmetik Ilegal Ini Mengandung Merkuri dan Hidrokinon, Ini Bahayanya Menurut BPOM
Dilansir dari AP News, Senin (15/9/2025), di kota San Joaquin, negara bagian Queretaro, harga merkuri melonjak drastis.
Dari hanya 20 dollar AS (sekitar Rp 320.000) per kilogram pada 2011, kini harganya mencapai 240-350 dollar AS (sekitar Rp 3,9 juta-Rp 5,7 juta).
Akibatnya, ribuan penambang di Meksiko menggantungkan hidup pada logam beracun itu, meski berisiko besar terhadap kesehatan mereka sendiri dan lingkungan.
“Itu sudah jadi cara hidup di sini,” kata Flores.
Baca juga: Wajah Nur Tya Gosong Usai Pakai Krim Wajah, Ini Ciri-ciri Skincare Mengandung Merkuri
Upaya internasional untuk melarang merkuri justru membuat pasokan dari tambang tradisional Meksiko semakin diburu.
"Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, merkuri menjadi sesuatu yang berharga, dan para penambang berkata: 'Meracuni diri sendiri itu sepadan jika bisa membawa pulang uang'," kata seorang peneliti medis yang telah lama mempelajari tambang merkuri di Meksiko Tengah, Fernando Diaz-Barriga.
Untuk mendapatkan emas, mereka menambang dan menggali cinnabar jauh di dalam gunung, lalu membawa karung-karung batu ke permukaan.
Batu dipanaskan di tungku bata berbahan bakar kayu hingga melepaskan uap merkuri, yang kemudian mendingin dan ditampung dalam botol plastik kecil.
Dibutuhkan satu ton batu untuk menghasilkan satu kilogram merkuri. Setiap botol kecil cairan perak itu bisa dijual hingga 1.800 dollar AS (sekitar Rp 29 juta).
Penambang menggunakan merkuri untuk mengikat partikel emas dalam bijih. Campuran tersebut kemudian dipanaskan agar bisa menguapkan merkuri beracun dan meninggalkan emas.
Tak heran, Meksiko kini menjadi produsen merkuri terbesar kedua di dunia setelah China, dengan produksi sekitar 200 ton per tahun.