Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sambut Rencana WNA Pimpin BUMN, Asalkan...

Kompas.com - 17/10/2025, 06:15 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, warga negara asing (WNA) atau ekspatriat akan diperbolehkan memimpin badan usaha milik negara (BUMN).

Prabowo menuturkan rencana perubahan aturan tersebut saat berbincang dengan Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr. (Steve Forbes) dalam acara Forbes Global CEO Conference di Jakarta, pada Rabu (15/10/2025).

"Kita bisa mencari orang-orang terbaik, talenta terbaik, dan saya sudah mengubah peraturannya, sekarang ekspatriat, non-Indonesia bisa memimpin BUMN kita," ujar.

Hingga saat ini, sudah ada dua eksekutif asing yang menjadi anggota direksi di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Lantas, apakah kebijakan ekspatriat bisa memimpin BUMN bisa berdampak positif?

Baca juga: 7 Poin Dialog Prabowo dan Steve Forbes, dari MBG hingga Reformasi BUMN

Tanggapan pengamat

Peneliti ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan menilai, hal yang paling utama adalah prinsip meritokrasi.

Menurutnya, pimpinan BUMN baik di level direksi maupun komisaris harus diisi dengan sosok-sosok terbaik di bidang masing-masing.

"Pemimpin harus punya pengalaman yang sesuai dengan bidang BUMN tersebut. Kalau itu bank Himbara ya dia harus punya pengalaman di bidang perbankan, dunia finansial," kata Jaya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

Dia menegaskan, hal ini berlaku bagi siapa pun jajaran direksi BUMN, baik dari warga Indonesia maupun ekspatriat.

Baca juga: Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, Perintahkan Danantara Cari Talenta Terbaik

Jaya menjelaskan, Indonesia sebenarnya tidak kekurangan potensi direksi dan komisaris yang berkualitas.

"Tapi masalah sebenarnya adalah pada tata kelola BUMN secara struktural, secara fundamental," ujarnya.

Dia menilai, kinerja BUMN yang kurang optimal tidak hanya disebabkan oleh permasalahan kualitas pemimpin, tetapi juga terkait penugasan yang diemban perusahaan tersebut.

Pasalnya, Jaya menilai BUMN mendapatkan penugasan yang cukup berat dan harus "berdarah-darah" ketika bersaing dengan swasta. Tingginya risiko korupsi pun tak bisa dianggap sebelah mata.

"Ini masalahnya lebih ke tata kelola di level atas kebijakan, bukan hanya dalam asal-usul pemimpin," imbuh dia.

Baca juga: Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, Ini Kata Danantara

Senada, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyatakan, pengelolaan BUMN oleh direksi ekspatriat dapat menjadi langkah yang bagus.

"Saya rasa ini tidak masalah, asalkan prosesnya mengedepankan sistem merit dan untuk area yang kita betul-betul memerlukan expertise mereka," jelas Wijayanto saat dihubungi terpisah.

Ia mencontohkan, banyak perusahaan penerbangan yang maju ketika dipimpin oleh ekspatriat. Karena itu, dia menyetuji langkah tersebut pada PT Garuda Indonesia.

"Apakah itu dari Timur Tengah, Asia dan Eropa, jika ekspatriat tersebut bisa meningkatkan shareholder value dan menyelamatkan perusahaan, mengapa tidak?" pungkas dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau