Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Belatung dalam Menu MBG di Bangkalan, Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM Ingatkan Risikonya

Kompas.com - 01/11/2025, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belatung ditemukan dalam ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) MBG, Bambang Budi Mustika menyebut, temuan itu terjadi di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang ada di Bangkalan.

Dia juga menyampaikan bahwa menu MBG tersebut telah diterima oleh siswa, namun belum sempat dikonsumsi.

Berdasarkan klarifikasi pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mlajah, hal itu terjadi karena kelalaian petugas yang menyiapkan menu tersebut.

"Jadi, pada saat penyajian itu, stok sawi telah menipis dan stok sayur juga telah menipis. Mereka lalu beli timun ke pasar untuk mengisi ompreng tersebut," kata Bambang dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

"Diduga, petugas tidak melakukan quality control dan tidak sempat menyortir sayuran itu karena diburu waktu," sambungnya.

Baca juga: Temuan Ulat dalam Menu MBG di Bangkalan Disebut Bisa Dimakan, Ini Kata Pakar Serangga IPB

Tanggapan Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc angkat bicara dalam menanggapi temuan belatung di MBG Bangkalan itu.

Menurutnya, makanan yang sudah muncul belatung tidak aman dan sangat tidak disarankan dikonsumsi.

Ada beberapa alasannya, salah satunya terkait kontaminasi bakteri yang dibawa oleh belatung itu sendiri.

“Belatung memakan jaringan yang sudah membusuk, yang penuh dengan bakteri pembusuk seperti E. coli, Salmonella, Listeria,” kata Sri kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

“Jalur yang mereka buat di dalam sayuran maupun buah menjadi jalan masuk bagi bakteri tersebut untuk mencemari bagian yang mungkin masih terlihat segar,” sambungnya.

Baca juga: Prabowo Minta Semua Dapur MBG Menyediakan Test Kit, Apa Itu?

Kemudian, risiko kesehatan yang muncul akibat kontaminasi belatung maupun bakteri tersebut adalah keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare, dan kram perut.

Selain itu, Sri menyampaikan munculnya belatung juga menjadi indikator yang jelas bahwa kualitas bahan pangan telah menurun.

“Kehadiran belatung adalah tanda nyata bahwa makanan tersebut sudah dalam tahap pembusukan lanjut dan kualitas gizinya sudah jauh menurun,” tuturnya.

Oleh karena itu, seharusnya saat berbelanja maupun setelahnya, selalu mengecek atau memeriksa sayur dan buah yang telah dibeli.

Baca juga: Idealnya Apa Saja Isi Satu Porsi Menu MBG? Ini Saran Ahli Gizi

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau