Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Rela Berdesakan Berebut Gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo

Kompas.com - 28/09/2023, 13:10 WIB
Labib Zamani,
Krisiandi

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mulati (36), rela berdesakan dengan pengunjung lainnya untuk mengalap berkah gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo di halaman Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/9/2023).

Warga Jumantono, Karanganyar, Jawa Tengah, itu bersama anaknya tiba di Masjid Agung Solo sekitar pukul 09.30 WIB.

Ia sengaja berangkat lebih awal agar bisa ikut berebut gunungan hasil bumi dan jajanan.

Mulati mengaku, senang meski hanya mendapat kacang panjang saat berebut gunungan.

Baca juga: Ada Pasukan Gajah Saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, Drone Dilarang Terbang

Rencananya, kacang panjang tersebut dia masak dan dimakan bersama keluarga di rumah.

"Nanti disayur buat keluarga berkah, barokah semua," katanya seusai berebut gunungan Grebeg Maulud di halaman Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Grebeg Maulud merupakan tradisi rutin tahunan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi.

Dua pasang gunungan diarak dari halaman Kori Kamandungan Keraton Solo oleh para abdi dalen keraton menuju halaman Masjid Agung Solo.

Sebelum menjadi rebutan pengunjung, dua pasangan gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan) didoakan ulama keraton di Masjid Agung Solo.

Sepasang gunungan dibawa kembali ke halaman keraton. Sedangkan sepasang gunungan lainnya ditinggal di halaman Masjid Agung untuk diperebutkan pengunjung.

Baca juga: Grebeg Maulud, Puncak Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta

Mulati mengaku, setiap tahun ia selalu datang ke Solo menyaksikan Grebeg Maulud Keraton Solo.

"Sudah lama (ke sini). Dari bujang (belum menikah) sampai punya anak selalu datang ke sini (untuk menyaksikan Grebeg Maulud. Sudah 15 tahun," ungkap dia.

Pengunjung lainnya, Jafar (67) mendapat bendera merah putih dan tali ijuk warna hitam. Bendera merah putih diikat di bambu akan dia tanjapkan di sawah sebagai tolak hama.


Sementara tali ijuk akan dia gunakan untuk mengikat tiang bambu atau kayu di dalam rumahnya.

"Kalau orangtua bilang (tali ijuk) bisa menolak hujan, angin," ungkap warga Sragen, Jawa Tengah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Yogyakarta
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Yogyakarta
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Yogyakarta
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Yogyakarta
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Yogyakarta
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Yogyakarta
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Yogyakarta
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Yogyakarta
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Yogyakarta
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Yogyakarta
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Yogyakarta
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Grebeg Maulud di Solo, Warga Mengalap Berkah Berebut Gunungan
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau