KULON PROGO, KOMPAS.com – Wajah Padukuhan Suruhan di Kalurahan Karangsari, Kulon Progo, kini bersolek dengan cara yang tak biasa.
Di sepanjang jalan masuknya, puluhan pot beton usang yang tadinya hanya limbah terbengkalai, kini telah bertransformasi menjadi kanvas seni mural yang semarak.
Inilah cara warga dan seniman lokal memaknai semangat HUT ke-80 RI: dengan kreativitas, kepedulian, dan gotong royong yang kental.
Baca juga: Melihat Kirab Bendera Merah Putih Raksasa di Temanggung, Semarakkan Kemerdekaan RI
Kisah ini berawal dari pemandangan yang memprihatinkan.
Pot-pot beton berukuran besar, sisa proyek penghias wajah kawasan Wates, hanya ditumpuk dan dibiarkan tak terurus di sebuah taman.
Melihat tumpukan limbah itu, Slamet Riyanta, seorang warga, merasa ada potensi yang tersia-siakan.
“Kami merasa sayang melihat pot-pot itu hanya ditumpuk di jalanan. Kami ajukan proposal dan langsung dapat izin,” ujar Riyanta saat ditemui di lokasi, Senin (11/8/2025).
Tak butuh waktu lama, sebanyak 20 pot beton itu diangkut menggunakan alat berat.
Perjalanan sejauh empat kilometer menuju simpang Jalan Pengasih-Sermo dan Jalan Suruhan menjadi awal dari kehidupan baru bagi pot-pot tersebut.
Tangan-tangan warga dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahu-membahu menatanya di pinggir jalan.
Proses kreatif pun dimulai. Proyek ini menggandeng komunitas Daulat Sampah, kelompok seni yang dikenal gemar menyulap limbah menjadi karya ekspresif. Pot yang semula dianggap sampah kini menjadi medium seni yang hidup.
Hasilnya pun beragam dan penuh makna. Ada gambar bunga hasil goresan polos tangan anak-anak, ada pula karya bernuansa kritik sosial yang menggugah, seperti mural bertuliskan “Mlebu Kuping Kiwa, Metu Kuping Tengen” (Masuk Telinga Kiri, Keluar Telinga Kanan) karya Trimil, dan “Tani Maju, Jarene (katanya)” oleh Teguh Paino.
“Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa seni bisa hadir di ruang mana pun, bahkan dari limbah. Kami ingin warga melihat bahwa seni itu dekat dan bermanfaat,” ujar Teguh, pelukis sekaligus penggagas komunitas Daulat Sampah.
Tak hanya mural, warga Suruhan juga membangun sebuah gapura ikonik untuk menyambut HUT ke-80 RI.
Gapura setinggi lima meter ini terbuat dari kayu jati gelondongan dan berdiri megah di pintu masuk dusun.