Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragu DPR Sanggup Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat, Warga: Responsnya Iya-iya Saja

Kompas.com - 06/09/2025, 13:56 WIB
Hanifah Salsabila,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR RI telah memutuskan untuk menyanggupi empat dari 17 tuntutan atau 17+8 Tuntutan Rakyat yang dilayangkan warga dengan tenggat waktu kemarin, Jumat (5/9/2025).

Salah satu yang paling disoroti adalah pembatalan kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR RI.

Meskipun menyambut antusias keputusan ini, warga belum puas dan ragu DPR bisa memenuhi poin lainnya.

Baca juga: Jika 17+8 Tuntutan Rakyat Tidak Dipenuhi, Apa yang Terjadi?

Menurut Risa (23), seorang warga Bekasi, DPR terkesan hanya mencari aman lewat surat keputusan itu.

“Rasanya kayak didengerin tapi responsnya cuma iya-iya saja. Masih sangat amat terkesannya tuh pemerintah mikir keras, gimana caranya menghadapi rakyat tanpa merugikan diri sendiri,” jelas dia kepada Kompas.com, Sabtu.

Senada, Zahra (24) pun menyoroti adanya tunjangan lainnya yang terkesan tidak penting yang seharusnya juga dihilangkan. Seperti tunjangan kehormatan dan komunikasi.

Menurut dia, tunjangan kehormatan harus menyesuaikan dengan kinerja setiap anggota, tidak berpatokan pada angka tertentu.

“Jujur habis aku baca-baca, beberapa tunjangan lain tuh masih tetap meragukan. Kayak tunjangan kehormatan, yang tujuannya biar kinerja mereka baik tapi justru problematik kan. Kalau begitu harusnya jumlahnya harus naik turun sesuai kinerja,” tutur dia dihubungi terpisah, Sabtu.

Soal tunjangan komunikasi, khususnya komunikasi intensif dengan masyarakat, Zahra mempertanyakan tujuan tunjangan itu karena menilai bahwa komunikasi dengan masyarakat adalah salah satu tugas utama anggota DPR, sehingga sudah termasuk ke dalam gaji pokoknya.

Baca juga: Polisi Pastikan Tak Ada Demo di Jakarta Hari Ini

“Itu kan memang sudah kerjaannya mereka, harusnya sudah ditanggung gaji pokoknya, kenapa ada bayaran khusus lagi?” ujar Zahra.

Di samping itu, keraguan juga muncul perihal transparansi sumber uang lain yang tidak dipublikasikan kepada publik.

Menurut Zuhdi (30), seorang warga Johar Baru, gaji anggota DPR saat ini masih terbilang tinggi dengan segala bonus lainnya.

“Kita kan enggak tahu ya, apa mereka dapat bonus lain atau enggak, kan enggak di-spill, jadi masih kurang transparan. Apalagi waktu itu kan ada anggota DPR yang artis bilang dia sebulan bisa dapet Rp 400 juta,” kata Zuhdi.

Ia tetap mengapresiasi langkah DPR yang mau merespons tuntutan rakyat. Ia berharap DPR tetap mempertahankan hal tersebut ke depannya.

“Apresiasi ya, tapi jangan cuma sekali lah dengerinnya, besok-besok juga harus dan mau dengerin,” kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Megapolitan
Jelang Demo 8 September, Depan Gedung DPR Dipenuhi PKL
Jelang Demo 8 September, Depan Gedung DPR Dipenuhi PKL
Megapolitan
Api Muncul di Sekolah Regina Pacis Bogor, Belajar Mengajar Sempat Terganggu
Api Muncul di Sekolah Regina Pacis Bogor, Belajar Mengajar Sempat Terganggu
Megapolitan
Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung Terungkap, Ternyata Pegawai Kemendagri
Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung Terungkap, Ternyata Pegawai Kemendagri
Megapolitan
Penganiaya Sekuriti di Depok Ngaku Habis Minum Arak Saat Kejadian
Penganiaya Sekuriti di Depok Ngaku Habis Minum Arak Saat Kejadian
Megapolitan
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau