Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Kreatif Harus Didukung Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru untuk Ekonomi Nasional

Kompas.com - 13/11/2024, 23:05 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru bagi ekonomi nasional. Pernyataan ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pengembangan Investasi yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

“Untuk pertama kalinya ekonomi kreatif menjadi sebuah kementerian dalam sejarah Indonesia. Pemerintah yang dipimpin Presiden Prabowo ingin sektor ini menjadi mesin pertumbuhan baru ekonomi nasional,” ujar Teuku Riefky Harsya, dikutip dari keterangan pers, Rabu (13/11/2024).

Menurut Riefky, sektor ekonomi kreatif berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi daerah melalui inovasi dan teknologi, mengubah usaha kecil dan menengah (UMKM) menjadi ekonomi kreatif. Transformasi ini diyakini mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menggerakkan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Profil Irene Umar Wamen Ekonomi Kreatif, Awali Karier di Perbankan

Ekonomi kreatif ditargetkan tumbuh hingga 8 persen sampai 2029 dan menjadi motor baru perekonomian nasional. Hingga semester I 2024, sektor ini mencatatkan nilai tambah Rp749 triliun atau 55 persen dari target Rp1.347 triliun.

Ekspor produk ekonomi kreatif juga mencapai 12 miliar dolar AS atau 45 persen dari target 27,5 miliar dolar AS, dengan kontribusi terbesar dari subsektor fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif juga terus meningkat dengan total 24,9 juta pekerja pada 2023. Riefky menekankan pentingnya peralihan ekonomi Indonesia menuju sektor padat cipta yang didorong oleh kreativitas dan teknologi.

“Jika dulu ekonomi kita bertumpu pada sektor-sektor padat karya dan padat modal, sekarang waktunya kita mengeksplorasi potensi ekonomi kreatif. UMKM yang disentuh dengan inovasi dan teknologi dapat menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang mengekonomikan kreativitas,” tambahnya.

Baca juga: Kemenparekraf Sebut Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 749,59 Triliun pada Semester I-2024

Rakornis dan Kolaborasi dengan Daerah

Rakornis ini menjadi ajang bagi pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan berbagi ide mengenai strategi pengembangan investasi di sektor ekonomi kreatif.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani, berharap Rakornis dapat menjadi wadah bagi pemerintah daerah untuk berbagi ide inovatif dan solusi atas tantangan investasi.

“Pemerintah daerah kami harapkan bisa menghasilkan proyek investasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan," kata Rizki.

Baca juga: Tantangan Pemimpin Mendatang Membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau