Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Ekonomi Kreatif Manusiawi di Surabaya dan Jawa Timur

Kompas.com - 27/04/2025, 17:29 WIB
Suci Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di balik gedung-gedung tinggi dan jalanan padat kota Surabaya, ada denyut lain yang bergerak lebih pelan tapi pasti.

Semangat anak-anak muda yang berkarya meski tanpa pabrik atau toko yang besar serta kantor mewah.

Berbekal imajinasi, keberanian, dan keyakinan, ide yang dimiliki bisa menjadi jalan hidup.

Mereka adalah pelaku ekonomi kreatif, mulai dari seniman desainer, musisi, pembuat konten, hingga perajin lokal yang saat ini sedang berjuang untuk tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh di kota yang dicintai.

Bertempat di Deks Space Ciputra World Surabaya, Sabtu (25/4/2025) sore, menjadi saksi ketika mimpi-mimpi ini diberi tempat dan suara.

Baca juga: MoU Kemendes dan Kemenekraf Dorong Ekonomi Kreatif Bergeliat di Desa

Dalam Forum Sharing Ekraf, ruang kreatif ini menjelma menjadi pelabuhan gagasan, tempat bertemunya para tokoh nasional, pelaku industri, dan komunitas lokal untuk bersama-sama membicarakan satu topik penting: bagaimana Surabaya dan Jawa Timur secara luas bisa menjadi pusat ekonomi kreatif yang tidak hanya kuat, tetapi juga manusiawi.

“Kalau hanya pakai kalkulator, sektor ini tidak akan pernah jadi,” kata Yovie Widianto, musisi senior yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Ia berani berbicara hal ini bukan dari meja kerja birokrasi, tetapi dari panggung pengalaman sebagai seniman.

Baca juga: Ekonomi Kreatif Harus Didukung Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru untuk Ekonomi Nasional

Menurutnya, ekonomi kreatif tidak bisa diukur semata melalui untung rugi.

Karena perlu keberanian, bahkan patriotisme dalam mencintai dan memperjuangkan karya sendiri.

“Kita punya ratusan sentra budaya, tapi masih kalah dalam eksplorasi dan inovasi,” imbuhnya.

Apalagi kini di tengah arus digital dan hadirnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), banyak yang takut akan tergantikan.

Baca juga: Kemenparekraf Sebut Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 749,59 Triliun pada Semester I-2024

Yovie Widianto, musisi senior yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif (berdiri) ditemani wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsim saat menghadiri Forum Sharing Ekraf Jawa Timur di Deks Space Ciputra World Surabaya, Sabtu (25/4/2025) siang.Dokumentasi Pribadi Yovie Widianto, musisi senior yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif (berdiri) ditemani wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsim saat menghadiri Forum Sharing Ekraf Jawa Timur di Deks Space Ciputra World Surabaya, Sabtu (25/4/2025) siang.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya semangat.

“Di bidang musik misalnya, AI bisa digunakan untuk mendukung proses produksi tanpa menggantikan sentuhan manusia. AI cukup bantu sedikit, sisanya tetap harus kita yang kembangkan. Itu yang membuat hasilnya tetap punya jiwa,” ujar Yovie Widianto. “Sukses di ekonomi kreatif memerlukan tekad yang lebih. Banyak hal tidak masuk akal secara hitungan ekonomi konvensional, tapi dari karya dan performa objektif kita bisa ukur dampaknya,” sambungnya.

Sementara itu, Arumi Bachsin selaku Ketua Dekranasda Jawa Timur, menguatkan pentingnya ruang-ruang seperti Deks Space, tempat aman untuk mencoba, gagal, dan tumbuh.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau