SURABAYA, KOMPAS.com - Di balik gedung-gedung tinggi dan jalanan padat kota Surabaya, ada denyut lain yang bergerak lebih pelan tapi pasti.
Semangat anak-anak muda yang berkarya meski tanpa pabrik atau toko yang besar serta kantor mewah.
Berbekal imajinasi, keberanian, dan keyakinan, ide yang dimiliki bisa menjadi jalan hidup.
Mereka adalah pelaku ekonomi kreatif, mulai dari seniman desainer, musisi, pembuat konten, hingga perajin lokal yang saat ini sedang berjuang untuk tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh di kota yang dicintai.
Bertempat di Deks Space Ciputra World Surabaya, Sabtu (25/4/2025) sore, menjadi saksi ketika mimpi-mimpi ini diberi tempat dan suara.
Baca juga: MoU Kemendes dan Kemenekraf Dorong Ekonomi Kreatif Bergeliat di Desa
Dalam Forum Sharing Ekraf, ruang kreatif ini menjelma menjadi pelabuhan gagasan, tempat bertemunya para tokoh nasional, pelaku industri, dan komunitas lokal untuk bersama-sama membicarakan satu topik penting: bagaimana Surabaya dan Jawa Timur secara luas bisa menjadi pusat ekonomi kreatif yang tidak hanya kuat, tetapi juga manusiawi.
“Kalau hanya pakai kalkulator, sektor ini tidak akan pernah jadi,” kata Yovie Widianto, musisi senior yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
Ia berani berbicara hal ini bukan dari meja kerja birokrasi, tetapi dari panggung pengalaman sebagai seniman.
Baca juga: Ekonomi Kreatif Harus Didukung Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru untuk Ekonomi Nasional
Menurutnya, ekonomi kreatif tidak bisa diukur semata melalui untung rugi.
Karena perlu keberanian, bahkan patriotisme dalam mencintai dan memperjuangkan karya sendiri.
“Kita punya ratusan sentra budaya, tapi masih kalah dalam eksplorasi dan inovasi,” imbuhnya.
Apalagi kini di tengah arus digital dan hadirnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), banyak yang takut akan tergantikan.
Baca juga: Kemenparekraf Sebut Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 749,59 Triliun pada Semester I-2024
Yovie Widianto, musisi senior yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif (berdiri) ditemani wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsim saat menghadiri Forum Sharing Ekraf Jawa Timur di Deks Space Ciputra World Surabaya, Sabtu (25/4/2025) siang.Untuk itu, ia menekankan pentingnya semangat.
“Di bidang musik misalnya, AI bisa digunakan untuk mendukung proses produksi tanpa menggantikan sentuhan manusia. AI cukup bantu sedikit, sisanya tetap harus kita yang kembangkan. Itu yang membuat hasilnya tetap punya jiwa,” ujar Yovie Widianto. “Sukses di ekonomi kreatif memerlukan tekad yang lebih. Banyak hal tidak masuk akal secara hitungan ekonomi konvensional, tapi dari karya dan performa objektif kita bisa ukur dampaknya,” sambungnya.
Sementara itu, Arumi Bachsin selaku Ketua Dekranasda Jawa Timur, menguatkan pentingnya ruang-ruang seperti Deks Space, tempat aman untuk mencoba, gagal, dan tumbuh.