Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emiten EBT Hero Global Investment (HGII) Bidik Laba Bersih Rp 40 Miliar Sepanjang 2025

Kompas.com - 11/06/2025, 13:29 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten energi baru terbarukan (EBT) PT Hero Global Investment Tbk (HGII) menargetkan laba bersih senilai Rp 40 miliar hingga akhir 2025.

Direktur HGII Hugo Feber Parluhutan Silalahi mengatakan, HGII juga mematok perolehan pendapatan bisa mencapai Rp 100 miliar pada periode yang sama.

"Dapat kami sampaikan, bahwa proyeksi kami di budget kami untuk tahun 2025, pendapatan di sekitar Rp 100 miliar dan laba bersih sekitar Rp 40 miliar untuk tahun buku 2025," kata dia dalam public expose, Rabu (11/6/2025).

Baca juga: MedcoEnergi Pasang Tiga Pilar untuk Rebut Peluang Energi Asia Tenggara

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur HGII Robin Sunyoto menjelaskan, secara prinsip pihaknya memang menjual listrik kepada Perusahaan Listrik negara (PLN) yang merupakan korporasi yang berorientasi pada profit.

Artinya, PLN tetap perlu mendapatkan profit listrik yang kami jual.

"Jadi misalnya kami jual listrik Rp 1.000 ke PLN, PLN jual ke konsumen mungkin kalau tarif di rumah Rp 1.400. Jadi PLN tetap perlu mendapatkan profit," terang dia.

Robin menjabarkan, terdapat beberapa tantangan yang perlu di hadapi HGII dalam industri energi baru terbarukan.

Salah satunya adalah adanya tantangan makro yakni adanya ketidakcocokan antara pasokan dan permintaan (supply and demand).

Belakangan tantangan tersebut mulai terjawab dengan adanya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Di sisi lain, HGII juga perlu mencari dan mengidentifikasi proyek dan lokasi proyek yang memiliki potensi.

Baca juga: RI Target Tambah Listrik Hijau 52,9 GW, PLN IP Kejar Pengembangan EBT

Selain itu, HGII juga perlu merencanakan biaya pembangunan yang paling optimal.

Sebagai contoh, misalnya HGII melakukan pembangunan di satu lokasi dengan kebutuhan akses jalannya mencapai 10 kilometer. Di lokasi lain pembangunan tersebut bisa jadi hanya membutuhkan akses jalannya satu kilometer.

"Total investasi ini akan ter-reflect kepada tarif listrik yang dapat kami propose kepada PLN. Jadi penting bagi HGII bahwa ini juga adalah tantangan untuk kami," ungkap dia.

"Jadi itu tantangannya, kami perlu mencari lokasi yang total investasinya paling optimum, sehingga bisa terefleksikan kepada tarif yang kompetitif kepada PLN," tutup dia.

Sebagai informasi, Pada periode yang berakhir 31 Desember 2024, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 37,8 miliar.

Angka itu meningkat 44,9 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp 26,1 miliar.

Sementara itu, pendapatan HGII mengalami sedikit penurunan dari Rp 103,18 miliar menjadi Rp 95,29 miliar pada periode yang sama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau