Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Perak Meroket, Pengamat: Ada Peralihan dari Emas

Kompas.com - 16/07/2025, 05:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga perak mengalami lonjakan tajam dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini dinilai tak lepas dari adanya peralihan investasi dari emas ke perak.

Perak sempat menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun pada perdagangan Senin kemarin. Harga perak sudah naik 32 persen sejak awal 2025, melampaui kenaikan emas yang sebesar 27 persen.

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuabi mengatakan, perak kini menjadi alternatif investasi sekaligus perhiasan yang semakin diminati, di tengah harga emas yang kian tinggi dan gejolak ekonomi global.

Menurutnya, harga emas yang terasa sudah sangat mahal saat ini membuat investor mulai beralih ke produk logam mulia lainnya yang lebih terjangkau, yakni perak.

“Perak itu sebenarnya sama dengan emas. Sama-sama jadi safe haven (aset lindung nilai). Tapi karena harga emas relatif lebih tinggi, banyak investor mulai beralih ke silver,” ujar Ibrahim kepada Kompas.com, Senin (15/7/2025).

Baca juga: Pesan Kiyosaki: Perak Adalah Aset Paling Menarik Saat Ini, Harganya Diprediksi Naik Tajam pada Juli

Perak kini menjadi opsi logam mulia yang lebih terjangkau ketimbang emas, baik untuk investasi maupun sebagai perhiasan.

Saat ini harga emas di pasar spot sudah mencapai 3.354,84 dollar AS per ons, sementara harga silver di pasar spot saat ini berada di level 38,22 dollar AS per ons.

Ibrahim bilang, kondisi masyarakat yang semakin banyak tertarik terhadap perak tak lepas juga dari kondisi perekonomian saat ini, di mana daya beli sedang melemah.

Terlebih bagi masyarakat yang ingin membeli perhiasan, dapat memilih perak yang sudah dilakukan pelapisan krom, sehingga bisa mendapatkan perhiasan dengan kualitas yang baik namun harga lebih terjangkau dari emas.

"Ekonomi sedang tidak baik-baik saja, ekonomi global bergejolak akibat perang dagang dan geopolitik. Pada saat daya beli masyarakat menurun, namun ingin membeli perhiasan, tetapi tidak kuat membeli emas karena dananya pas-pasan, ya mereka beralih ke perak. Apalagi kalau perak-nya dikrom, tampilannya bisa mirip emas,” jelas Ibrahim.

Baca juga: Robert Kiyosaki Ramal Harga Perak Melejit pada Juli 2025

Menurutnya, perak memiliki prospek yang menjanjikan sebagai safe haven. Tercermin dari harganya yang semakin menguat, permintaan yang semakin naik, serta sudah lebih mudah untuk diperjualbelikan.

Meski begitu, investasi di perak bukan tanpa risiko. Harga jual kembali akan dikenakan biaya potongan berkisar 20-30 persen, lebih besar dibandingkan emas.

Oleh sebab itu, disarankan untuk berinvestasi perak dalam jangka menengah-panjang atau selama 3-5 tahun.

“Jadi idealnya disimpan 3–5 tahun biar kelihatan hasilnya,” tutup dia.

Baca juga: Robert Kiyosaki: Beralihlah ke Bitcoin, Emas, dan Perak...

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau