JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja sektor industri manufaktur Indonesia di paruh pertama 2025 mencatat pertumbuhan yang solid di tengah dinamika global. Pada kuartal II tahun ini, industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,60 persen (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,12 persen.
Sektor ini juga berkontribusi 16,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebut nilai tambah manufaktur Indonesia atau Manufacturing Value Added (MVA) pada 2024 telah mencapai 265,07 miliar dollar AS, menjadikan Indonesia berada di posisi ke-13 dunia. Menurutnya, capaian tersebut menjadi modal penting dalam memperkuat daya saing industri di 2025.
“Sektor industri tidak hanya menjadi kontribusi utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga menyerap tenaga kerja berjumlah besar dan memiliki multiplier effect yang mendorong pertumbuhan pada berbagai sektor lainnya,” ujar Agus lewat keterangan pers, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Menelisik Pertumbuhan Manufaktur Indonesia yang Fantastis
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ini.
Salah satunya melalui Rancangan Perubahan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang menitikberatkan pada hilirisasi, pemanfaatan teknologi, penguatan industri hijau, serta peningkatan kualitas tenaga kerja.
Selain itu, Kemenperin meluncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka transformasi jangka panjang.
“SBIN akan menciptakan pengembangan industri yang berorientasi pada pembentukan masa depan bangsa yang lebih mandiri, berdaya saing tinggi, dan berpihak pada rakyat,” paparnya.
Baca juga: Masuk ke Industri Manufaktur, GP Ansor Gandeng Produsen Cat
Kemudian ditetapkan enam program prioritas lima tahun ke depan, yakni hilirisasi industri dan penyediaan bahan baku, pengembangan kawasan industri, penguatan industri dalam negeri, modernisasi teknologi, pengembangan SDM industri, serta penerapan target Net Zero Emission di sektor industri.
Untuk mendukung implementasi strategi tersebut, Agus ikut menguatkan sumber daya aparatur di lingkungan Kemenperin.
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, mencatat kementerian sebelumnya menerima 832 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru, termasuk lima orang dari formasi disabilitas. Kehadiran CPNS baru ini diproyeksikan menjadi eksekutor kebijakan industri di lapangan.
Baca juga: Perusahaan Teknologi Industri Cognex Buka Kantor di Bekasi, Bidik Pasar Otomasi Manufaktur RI
Hal ini disampaikan dalam gelaran Ministerial Lecture dengan tema “Strategi Pembangunan Industri Nasional” di Jakarta, Selasa (26/8/2025). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kemenperin.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis terkait sektor industri, namun kami berharap mampu menumbuhkan semangat dan motivasi para CPNS untuk berkontribusi nyata dalam pengabdian mereka,” ungkap Eko.
“Kami dengan bangga menyampaikan bahwa tahun ini kami menerima lima CPNS dari formasi disabilitas yang bergabung dengan Kemenperin. Hal ini merupakan wujud nyata kami dalam menciptakan iklim lingkungan kerja yang inklusif, setara, dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh putra-putri bangsa untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional,” lanjutnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini