JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Kirgistan resmi membidik pengembangan industri halal melalui penandatanganan kerja sama antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI dan Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Kirgistan.
Kolaborasi ini disepakati di sela penyelenggaraan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) di ICE BSD, Tangerang, Banten, sebagai langkah memperkuat posisi kedua negara dalam rantai pasok halal dunia.
Kesepakatan awal dituangkan dalam dokumen Record of Discussion (RoD) yang ditandatangani oleh Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin, Kris Sasono Ngudi Wibowo, dan Direktur Pusat Pengembangan Industri Halal Republik Kirgistan, A.D. Kaiyrbekov.
“Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi internasional di sektor halal. Melalui kerja sama ini, kami ingin mendorong pertumbuhan ekosistem industri halal yang saling menguntungkan, tidak hanya untuk pasar domestik tetapi juga dalam mendukung rantai pasok global,” ujar Kris melalui keterangan pers, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Investasi Industri Halal Tembus 5,8 Miliar Dollar AS, Indonesia Dapat 1,6 Miliar Dollar AS
Kerja sama mencakup peningkatan daya saing global, pertukaran informasi dan konsultasi terkait industri halal, program pelatihan sumber daya manusia (SDM), promosi produk dan jasa halal, hingga keikutsertaan dalam seminar serta simposium internasional.
Kemenperin memastikan komunikasi dengan Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Kirgizstan akan terus dijaga guna memastikan kesinambungan kerja sama.
Kris menyebut, detail teknis dan kegiatan spesifik nantinya akan dituangkan dalam perjanjian resmi, baik dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) maupun perjanjian lainnya.
“Dokumen ini adalah langkah awal untuk memperkuat kerja sama halal industry development antara Indonesia dan Kirgizstan. Nantinya, detail teknis dan kegiatan yang lebih spesifik akan dituangkan dalam perjanjian resmi,” ucap Kris.
Baca juga: Industri Halal RI Tumbuh Pesat, Konsumsi Domestik Capai Rp 3.226 Triliun
Senada, A.D. Kaiyrbekov menegaskan Kirgizstan menyambut baik langkah tersebut. Menurutnya Indonesia adalah mitra strategis dalam pengembangan industri halal.
“Dengan adanya pembahasan awal ini, kami berharap dapat mempercepat terwujudnya program-program konkret yang bermanfaat bagi kedua negara,” paparnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang