JAKARTA, KOMPAS.com-Pemerintah membuka peluang bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/KDKMP) untuk mengelola perkebunan kelapa sawit, usai otoritas menyita sejumlah lahan sawit ilegal dan diserahkan kepada PT Agrinas Palma Nusantara.
Sekretaris Kementerian Koperasi (Seskemenkop), Ahmad Zabadi, mengatakan potensi Kopdes Merah Putih mengelola kebun sawit sitaan negara masih dalam tahap penggodokan dan pembicaraan lebih jauh.
Kendati begitu, ia tak menafikan ada opsi kemitraan inti-plasma yang disiapkan pemerintah. Agrinas Palma akan berperan sebagai inti, sementara Kopdes bertindak sebagai plasma.
Baca juga: Wilmar Group Kembangkan Kebun Sawit Plasma, Gandeng Koperasi
Kemitraan inti-plasma adalah model kerja sama bisnis antara perusahaan besar (inti) dan usaha kecil (plasma).
Biasanya perusahaan inti menyediakan bimbingan, sarana produksi, dan pemasaran. Sedangkan plasma bertugas memenuhi kebutuhan inti sesuai kesepakatan.
Model ini sering diterapkan di sektor pertanian dan perkebunan untuk membantu pengembangan usaha kecil, seperti budidaya sawit.
“Ini kita sedang lakukan pembahasan, pembicaraan teknis terkait dengan pengelolaan dari kebun sawit yang jumlahnya cukup besar, yang sudah di katakanlah diambil oleh pemerintah yang dikelola oleh Agrinas Palma” ujar Ahmad Zabadi saat sesi diskusi terkait program Kemenkop, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
“Secara umum konsepnya adalah Agrinas Palma ini akan menjadi semacam inti yang kemudian nanti kooperasi itu akan bergerak sebagai plasmanya. Jadi pendekatannya pendekatan inti-plasma, seperti yang sudah berjalan,” paparnya.
Baca juga: Diajak Kelola Kebun Sawit, Peluang Usaha Kopdes Merah Putih Makin Meluas
Menurutnya, model inti-plasma menjadi opsi karena dianggap paling realistis untuk sektor sawit yang membutuhkan investasi besar dan kemitraan kuat dengan koperasi.
Namun secara teknis, pembahasan mengenai model pengelolaan tersebut masih terus dilakukan bersama Agrinas Palma.