Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darmansjah Djumala
Diplomat

Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri dan Dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bidang kerjasama internasional.

Indonesia di PBB, dari Sukarno ke Prabowo

Kompas.com - 27/09/2025, 08:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELASA, 23 September 2025, menjadi hari bersejarah bagi diplomasi Indonesia. Sudah satu dekade terakhir Indonesia tidak diwakili langsung oleh presidennya di forum puncak dunia itu.

Pada hari itu, Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato di depan Sidang Majelis Umum PBB (SMU-PBB).

Banyak pihak mengapresiasi pidato itu terutama tentang pembelaan Indonesia yang konsisten terhadap eksistensi negara Palestina.

Pembelaan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina bukan hal baru. Sudah sejak isu Palestina dibawa ke PBB pada 1948 dan Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1988, tak pernah sekalipun Indonesia tidak membela Palestina.

Semua resolusi PBB selalu didukung Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi negara sponsor untuk resolusi-resolusi mengecam Israel.

Indonesia begitu konsisten membela Palestina. Namun, dalam pidato Prabowo di SMU-PBB minggu lalu, ada satu hal baru: Prabowo dengan tegas menyatakan Indonesia akan mengakui Israel jika Israel mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Ini sejarah. Ini tantangan diplomasi Indonesia ke depan, terutama dalam mencari solusi permanen atas konflik Israel-Palestina berbasis two-state solution.

Baca juga: Pidato Presiden Prabowo Subianto

Jika dirunut balik sejarah, konsistensi sikap Indonesia ini tertancap awal pada pidato Presiden Soekarno di depan SMU-PBB 1960.

Dalam pidatonya berjudul To Build the World Anew, Bung Karno menawarkan pedoman berisi nilai-nilai universal yang dapat mengurangi ketegangan akibat rivalitas ideologis saat itu.

Pidato Bung Karno menyuarakan jeritan hati negara berkembang yang masih terjajah dan baru merdeka.

Pidato itu menguntai benang merah sejarah dari Bandung sebagai tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 hingga ke PBB, New York, 1960, yang menyuarakan sikap politik anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

Lantas apa kaitannya dengan Palestina? Jika Palestina masih belum merdeka di tanah airnya sendiri, itu adalah “hutang sejarah” Indonesia.

Dalam konteks melunasi hutang sejarah itulah kiranya Prabowo menyampaikan sikap tegasnya dengan menggunakan gaya diplomasi “tit for tat” (sikap politik setimpal dengan tindakan politik lawan).

Ini tanda keseriusan Indonesia untuk ikut menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Muncul pertanyaan: landasan apa yang menjadi langkah diplomasi Indonesia yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Palestina?

Halaman:


Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor
Nasional
Sahroni Dilaporkan ke MKD DPR, Gara-gara Ucapannya Pakai Diksi Tak Pantas
Sahroni Dilaporkan ke MKD DPR, Gara-gara Ucapannya Pakai Diksi Tak Pantas
Nasional
Prabowo Bakal Fungsikan Airbus A400M untuk Evakuasi Korban Bencana, Termasuk Gaza
Prabowo Bakal Fungsikan Airbus A400M untuk Evakuasi Korban Bencana, Termasuk Gaza
Nasional
Menaker: Kita Tidak Ingin Magang Nasional Dijadikan Sarana Eksploitasi
Menaker: Kita Tidak Ingin Magang Nasional Dijadikan Sarana Eksploitasi
Nasional
Umrah Mandiri Dilegalkan, Menhaj Gus Irfan Sarankan Jemaah Tetap Konsultasi PPIU
Umrah Mandiri Dilegalkan, Menhaj Gus Irfan Sarankan Jemaah Tetap Konsultasi PPIU
Nasional
Eks Direktur PT PPI Charles Sitorus Tak Kasasi di Kasus Impor Gula
Eks Direktur PT PPI Charles Sitorus Tak Kasasi di Kasus Impor Gula
Nasional
Airbus Resmi Serahkan Pesawat A400M Pertama ke Indonesia
Airbus Resmi Serahkan Pesawat A400M Pertama ke Indonesia
Nasional
Umrah Mandiri Dilegalkan, Menteri Haji Akui Terima Banyak Komplain dari Biro Travel
Umrah Mandiri Dilegalkan, Menteri Haji Akui Terima Banyak Komplain dari Biro Travel
Nasional
Adies Kadir Dilaporkan ke MKD, Buntut Pernyataan Viral soal Tunjangan Anggota DPR
Adies Kadir Dilaporkan ke MKD, Buntut Pernyataan Viral soal Tunjangan Anggota DPR
Nasional
Airbus A400M Mampu Jadi Pesawat Pemadam Kebakaran Hutan, Bisa Bawa 20.000 Liter Air
Airbus A400M Mampu Jadi Pesawat Pemadam Kebakaran Hutan, Bisa Bawa 20.000 Liter Air
Nasional
Budi Arie Ingin Cepat Masuk Gerindra dan Klaim Diajak Langsung Prabowo
Budi Arie Ingin Cepat Masuk Gerindra dan Klaim Diajak Langsung Prabowo
Nasional
SBY dan Eks Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 'Reuni' di Thamrin
SBY dan Eks Menteri Kabinet Indonesia Bersatu "Reuni" di Thamrin
Nasional
Antara Janji Politik dan Hutang Konstitusi
Antara Janji Politik dan Hutang Konstitusi
Nasional
MKD Sidangkan Kasus Sahroni dkk, Deputi Persidangan DPR Jadi Saksi Pertama
MKD Sidangkan Kasus Sahroni dkk, Deputi Persidangan DPR Jadi Saksi Pertama
Nasional
Prabowo Serahkan Airbus A400M ke TNI Angkatan Udara
Prabowo Serahkan Airbus A400M ke TNI Angkatan Udara
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau