Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kondisi Bayi 16 Bulan di Samarinda, Berjuang Lawan Infeksi Otak, Operasi Keempat Dijadwalkan

Kompas.com - 24/04/2025, 07:32 WIB
Pandawa Borniat,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Seorang bayi berusia 16 bulan di Samarinda masih berjuang melawan infeksi serius di otak yang menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan sebagian tubuh.

Ia kini dirawat secara intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS), setelah sebelumnya menjalani tiga kali operasi sejak Februari 2025.

Menurut keluarga, kondisi anak mereka justru memburuk setelah serangkaian operasi, dan dijadwalkan menjalani operasi keempat pada Kamis (24/4/2025).

Baca juga: Bayi 16 Bulan di Samarinda Alami Kebutaan dan Kelumpuhan Usai 3 Operasi, Diduga Malfungsi Alat Medis

“Ini anak saya. Jadi ya, harapannya biar cepat membaik. Sudah dua bulan lebih kami di sini, mau masuk bulan ketiga,” ujar Naning, ibu dari balita tersebut, dengan suara bergetar saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Naning mengakui bahwa pihak rumah sakit telah memberikan perawatan dan penanganan medis secara intensif.

Namun, ia juga menyebut sempat terjadi miskomunikasi antara pihak keluarga dan rumah sakit, yang sempat membuat mereka khawatir anaknya tidak akan lagi dirawat.

“Alhamdulillah sudah ada penanganan, sudah ada solusi juga. Cuma karena miskomunikasi saja, jadi sempat ada salah paham,” katanya.

“Tapi sekarang sudah ditindaklanjuti dengan baik dan dilayani dengan bagus. Saya terima kasih banyak karena sudah membantu menjembatani kesehatan anak saya.”

Penjelasan RS

Plt Direktur RSUD AWS, dr Indah Puspitasari, menjelaskan bahwa balita tersebut awalnya dirujuk dari RS Hermina karena mengalami gangguan kesehatan kompleks yang bermula dari kelainan jantung bawaan.

Kelainan itu memicu infeksi di paru-paru, yang kemudian menyebar ke otak dan menyebabkan penumpukan cairan serta abses (nanah) di beberapa titik.

“Infeksinya itu sampai ke otak, menimbulkan nanah. Sebenarnya infeksi awalnya dari paru-paru karena komplikasi jantung. Karena peralatan kami lengkap, maka kami tangani di AWS,” jelas dr Indah saat ditemui di ruang kerjanya.

Dokter Indah menambahkan, pasien telah menjalani serangkaian prosedur bedah, termasuk pemasangan selang untuk mengalirkan cairan dari otak.

Namun sempat ada dugaan alat tersebut tidak bekerja optimal karena cairan tidak keluar secara normal.

“Dalam dunia medis, ada istilah ‘malfungsi’. Ini bukan berarti alatnya rusak dari awal, tapi mungkin terjadi hambatan, misalnya karena protein dari cairan otak yang menyumbat saluran. Kami evaluasi terus, dan sekarang kondisinya sudah menunjukkan perbaikan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa hasil CT-scan terbaru menunjukkan nanah di otak berkurang dari empat titik menjadi satu titik, dan cairan mulai keluar dengan normal.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Melihat Laptop Chromebook Program Nadiem di Lebak, Digunakan untuk ANBK hingga Praktik Mengajar Guru
Melihat Laptop Chromebook Program Nadiem di Lebak, Digunakan untuk ANBK hingga Praktik Mengajar Guru
Regional
Pria di Samarinda Ditangkap Usai Ancam Sebarkan Video Syur dan Todongkan Senpi ke Perempuan
Pria di Samarinda Ditangkap Usai Ancam Sebarkan Video Syur dan Todongkan Senpi ke Perempuan
Regional
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Terjadi Tiap Tahun, Bupati Minta Pertamina Ubah Sistem Distribusi
Regional
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Melihat Gua Swara Kolam Segaran Taman Sriwedari Solo, Tempat Menyimpan Gamelan Era Pakubuwono X
Regional
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Guru PPPK Sekaligus Aktivis Lingkung di Nagekeo NTT Ditemukan Tewas di Pondok, Warga Nilai Janggal
Regional
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Transfer dari Pusat Dipangkas Rp 4,5 Triliun, Pemprov Kaltim Putar Otak
Regional
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Demo Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed, Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat
Regional
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
GJL Desak Penghapusan Pungli dan Perbaikan Sistem Perizinan di Jawa Tengah
Regional
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Masyarakat Adat di Nunukan Minta 5 Gua Adat Dikeluarkan dari Rencana Kerja PT Inhutani
Regional
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Gedung Sekwan DPRD Solo Terbakar, Wali Kota Minta Layanan Tetap Optimal
Regional
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Di Sidang, Afta Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan Demo May Day Semarang: Saya Melerai!
Regional
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Pabrik Tahu di Semarang Terbakar, Diduga karena Bara Api Sisa Penggorengan
Regional
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
HUT Ke-450 Kota Ambon, Jalan AY Patty Ditutup untuk Pesta Makan Patita
Regional
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 7 Terdakwa Disidang Maraton, Didakwa Rugikan Rp 3,5 Miliar
Regional
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
LBH Samarinda Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Polisi saat Demo di DPRD Kaltim
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau