Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 16 Bulan di Samarinda Alami Kebutaan dan Kelumpuhan Usai 3 Operasi, Diduga Malfungsi Alat Medis

Kompas.com - 23/04/2025, 08:53 WIB
Pandawa Borniat,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Seorang balita berusia 16 bulan tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Ia sebelumnya menjalani tiga kali operasi untuk mengatasi infeksi cairan di otak sejak Februari 2025. Namun, kondisi kesehatannya justru semakin memburuk.

Menurut keterangan keluarga, setelah rangkaian operasi tersebut, balita tersebut diduga mengalami kebutaan dan kelumpuhan di salah satu sisi tubuhnya.

Kasus ini kemudian menarik perhatian publik dan mendorong Anggota DPRD Samarinda, Adnan Faridhan, turun langsung bersama Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, pada Selasa (22/4/2025).

Baca juga: Tangan Bengkak dan Bernanah Usai Diinfus, Pasien Balita di Bima Diduga Korban Malapraktek

Adnan menjelaskan, ia mendapat laporan dari TRC PPA terkait kondisi balita yang memburuk meskipun telah mendapat tindakan medis.

Informasi dari keluarga menyebutkan adanya dugaan malfungsi pada alat medis yang dipasang ke tubuh balita tersebut. Alat itu disebut gagal berfungsi sehingga tidak mampu menangani penumpukan cairan di otak.

“Sudah tiga kali operasi sejak Februari, tapi kondisi si adik malah memburuk. Tadi pihak keluarga sampaikan bahwa alat yang dipasang mengalami gangguan. Bahkan sampai muncul gejala kebutaan dan kelumpuhan,” ujar Adnan saat ditemui di RSUD Wahab Sjahranie, Selasa (22/4/2025) malam.

Karena ingin mendapatkan informasi seimbang, Adnan menyambangi rumah sakit untuk bertemu langsung dengan pihak medis. Namun karena kunjungan dilakukan di luar jam kerja, dokter atau pihak yang menangani belum dapat ditemui.

Ia pun berencana kembali pada Rabu (23/4/2025) atau hari ini untuk bertemu langsung dengan Direktur RSUD.

Adnan juga mengaku mendapat informasi bahwa pasien sempat diminta keluar dari rumah sakit.

Hal itu disebut terjadi karena ibu dari Balita menolak tindakan revisi terhadap alat medis yang sebelumnya dipasang.

Menurut Adnan, hal ini tidak dapat dibenarkan karena kondisi si anak sangat tidak memungkinkan untuk dipulangkan.

“Tadi pagi katanya kalau ibunya tidak menyetujui tindakan, maka harus keluar. Tapi saya lihat sendiri, anak ini tidak merespons apa-apa. Tidak bergerak, matanya kosong, bahkan seperti menahan sakit terus-menerus. Saya langsung bilang ke perawat agar jangan dikeluarkan,” kata dia.

Adnan menambahkan bahwa pihak rumah sakit akhirnya menyatakan tidak akan memulangkan pasien dan akan menunggu hasil evaluasi medis lebih lanjut. Ia berharap pertemuannya dengan Direktur RSUD pada Rabu bisa menghadirkan kejelasan dan solusi bagi keluarga pasien.

Baca juga: Main di Waduk Tanpa Pengawasan Orangtua, Balita 4 Tahun Tewas Tenggelam di Makassar

Klarifikasi RS

Dihubungi terpisah, Kepala Instalasi Humas RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dr. Arysia Andhina, mengakui bahwa kemungkinan kegagalan alat memang bisa terjadi, terutama pada anak-anak dengan usia di bawah dua tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Regional
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Regional
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Regional
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Regional
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Regional
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Regional
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Regional
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Regional
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
Regional
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Regional
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Regional
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Regional
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Regional
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Regional
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau