“Secara medis, pada usia di bawah dua tahun, kemungkinan terjadinya kegagalan alat itu sekitar empat persen. Jadi bukan karena kesalahan tindakan dari tenaga medis, tapi memang ada potensi kegagalan dari alat itu sendiri,” jelas Arysia.
Ia menambahkan, risiko tersebut semakin besar seiring pertumbuhan pasien, misalnya perubahan berat badan yang memengaruhi fungsi alat.
Namun, ia belum dapat memastikan duduk perkara kasus pasien balita itu karena masih akan mengonfirmasi ke tim medis yang menangani secara langsung.
“Soal informasi bahwa pasien disuruh pulang, kami akan konfirmasi dulu ke ruang perawatan. Karena biasanya, pasien tidak pernah dipulangkan di malam hari. Kalau pun ada anjuran pulang, itu biasanya karena tindakan medis tidak lagi bisa dilakukan, tapi harus dikomunikasikan secara jelas ke keluarga pasien,” kata dia.
Pihak rumah sakit berjanji akan memberikan penjelasan resmi setelah melakukan koordinasi internal.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini